wawainews.id – Serangan virus corona alias nCov atau covid-19 (corona viruses desease 2019) masih berlanjut. Pada Jumat (21/2) lalu, di daratan Cina dilaporkan ada 106 korban jiwa baru akibat gangguan pernapasan akut tersebut.
Berdasarkan laporan Antara, Sabtu (22/2), korban meninggal virus corona telah mencapai 2.345 orang. Angka kematian baru itu seluruhnya berasal dari Provinsi Hubei, Cina, yang menjadi pusat wabah virus ganas itu. Sebanyak 90 korban baru di antaranya berasal dari Kota Wuhan yang merupakan ibu kota Provinsi Hubei.
Komisi Kesehatan Cina juga menginformasikan adanya 397 kasus baru penderita infeksi virus corona. Angka ini merupakan penurunan. Soalnya, sehari sebelumnya, ada 889 kasus baru.
Dengan tambahan penderita baru itu, terjadi kenaikan jumlah warga yang terinfeksi virus corona di Cina. Hingga hari ini seluruhnya tercatat 76.288 kasus infeksi virus corona.
Meski demikian, ada perkembangan positif lainnya. Menurut data pemerintah Cina, sebanyak 16.000 warga penderita infeksi virus itu telah dinyatakan sembuh.
Jumlah pasien yang sembuh ini mencapai delapan kali lipat dari korban kematian. Selain di Wuhan dan Provinsi Hubei, jumlah pasien yang sembuh terus turun.Demikian jumlah pasien yang terkonfirmasi virus corona juga mengalami penurunan.
Ilmuan Cina tumbalkan Tikus dan Monyet
Ilmuwan Cina menggunakan model tikus dan monyet untuk memahami virus corona baru atau coronavirus. Pemahaman ini penting untuk menemukan obat mengatasi epidemi pneumonia akut yang tengah melanda Wuhan
“Ilmuwan Cina berhasil membuat model tikus dan monyet untuk coronavirus baru, memberi pengetahuan riset yang signifikan guna membantu memahami virus tersebut untuk membuat vaksin,” demikian dilaporkan China Health News pada Jumat (21/1).
Para ilmuwan telah menggunakan model-model tersebut untuk mempelajari patogenesis serta mengukur efektivitas dan keamanan lima obat antivirus yang menjanjikan.
Para peneliti dari Institut Ilmu Hewan Laboratorium di bawah Akademi Ilmu Medis Cina dan Peking Union Medical College mengembangkan model tersebut dengan menggunakan tikus dan kera pada 29 Januari dan 15 Februari lalu, yang masing-masing telah direkayasa secara genetika.
Kedua model itu telah dikonfirmasi oleh sebuah panel ahli yang digelar Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi belum lama ini di Beijing.
Sementara empat obat dan enam vaksin lainnya untuk mengatasi coronavirusbaru sedang dievaluasi menggunakan kedua model hewan tersebut, tambah surat kabar itu. (EP)