Scroll untuk baca artikel
Nasional

212 Merek Beras Nakal Dikirim ke Meja Hijau, Mentan: Ini Saatnya Pembersihan Gudang!

×

212 Merek Beras Nakal Dikirim ke Meja Hijau, Mentan: Ini Saatnya Pembersihan Gudang!

Sebarkan artikel ini
Beras BPNT yang diterima warga Pekon Way Gelang, Kota Agung Barat, menuai protes karena berkutu, apek dan kekuningan saat jadi nasi,- foto Sumantri
ilustrasi beras

JAKARTA — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akhirnya menanak panas dunia perberasnas nasional. Dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementan, Senin (7/7/2025) Mentan Amran dengan nada tegas sekaligus agak jengkel menyatakan bahwa sebanyak 212 merek beras ‘nakal’ telah dikirim datanya ke Polri dan Kejaksaan Agung (Kejagung).

212 Merek Beras Nakal telah dikirim tersebut, bukan untuk dijual, tapi untuk diselidiki karena kelakuannya yang lebih mirip mafia dibandingkan petani.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Sudah kami kirim semua, Pak Kapolri dan Pak Jaksa Agung langsung yang pegang. Pemeriksaan sudah mulai, tiga hari lalu. Yang diperiksa? Sepuluh perusahaan terbesar dulu. Yang lainnya siap-siap ganti karung,” ujar Amran, dengan ekspresi yang bisa membuat timbangan digital berkedip-kedip gugup.

BACA JUGA :  Menag Janjikan Tahun Depan Bahas Haji Lebih Awal

Dari investigasi menyeluruh, hasilnya membuat publik bisa-bisa minta maaf ke nasi bungkus warung karena sudah mencurigai dia mahal tanpa alasan.

Ternyata:

  • 85,56% beras premium tidak sesuai standar mutu (isinya bisa jadi lebih banyak patahan daripada biji utuh).
  • 59,78% dijual melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi), alias premium rasa platinum.
  • 21,66% punya bobot palsu, tulisan 5 kg di kemasan, isi realitas 4,5 kg. Beda tipis sama cinta bertepuk sebelah tangan.

Untuk beras medium lebih ambyar lagi:

  • 88,24% tidak sesuai mutu SNI
  • 95,12% dijual melebihi HET
  • 9,38% ngaku-ngaku beratnya lebih dari kenyataan

Akibat kecurangan ini, konsumen berpotensi mengalami kerugian Rp 34,21 triliun per tahun dari beras premium, dan Rp 65,14 triliun dari beras medium.

BACA JUGA :  Telan Dana Rp1,74 Triliun, Ini Daftar 17 Stadion yang Diresmikan Presiden Prabowo

Total? Hampir 100 triliun rupiah hilang begitu saja. Nilainya cukup buat bangun jutaan toilet bersih atau bahkan buat beli klub bola Eropa menengah plus sawah bonusnya.

Amran mengatakan, karena stok beras nasional sedang surplus (4,2 juta ton), maka inilah saat paling tepat membongkar kartel beras, tanpa khawatir harga naik dan emak-emak demo di minimarket.

“Kalau stok kita tipis, kita pukul bisa balik sendiri. Tapi sekarang banyak. Yuk, kita beresin semua,” tegasnya dengan gaya ‘nasi sudah di dalam rice cooker, tinggal tunggu matang’.

Pengawasan ini melibatkan Bapanas, Kejaksaan, Satgas Pangan, dan Kepolisian. Jadi bukan cuma operasi pasar, ini sudah skala operasi besar-besaran. Seperti resepsi pernikahan tapi tamunya produsen panik semua.

BACA JUGA :  Jokowi Sebut Sudah Gelontorkan Rp800 Miliar untuk Perbaikan 17 Ruas Jalan di Lampung

Meski 212 merek telah dilaporkan, Mentan belum menyebut satu pun merek secara terbuka. Tapi dijamin, mereka saat ini sedang tidak tenang meski stok di gudang melimpah. Yang biasanya isi karung beras, sekarang isi perasaan.

Amran menegaskan, ini bukan semata soal harga dan label. Tapi soal keadilan, buat petani yang kerja keras memproduksi beras, buat pelaku usaha jujur yang bermain sesuai aturan, dan buat masyarakat yang cuma mau makan nasi tanpa tipu-tipu.

“Beras itu urusan dapur, bukan ajang tipu-menipu. Jadi yang main curang, siap-siap diseduh hukum,” tutupnya, sambil menahan tawa melihat grafik mutu beras yang lebih naik-turun dari sinyal Wi-Fi di sawah.***