Scroll untuk baca artikel
Lintas Daerah

273 Pelajar Jabar Jebolan Barak Militer Jadi Petugas Upacara Harkitnas 2025

×

273 Pelajar Jabar Jebolan Barak Militer Jadi Petugas Upacara Harkitnas 2025

Sebarkan artikel ini
Foto: Suasana haru pun menyeruak ketika sejumlah siswa bela negara bertemu orangtua dan keluarga setelah kurang lebih 18 hari digembleng di barak militer.
Foto: Suasana haru pun menyeruak ketika sejumlah siswa bela negara bertemu orangtua dan keluarga setelah kurang lebih 18 hari digembleng di barak militer.

Namun sekolah ini akan lebih terbuka untuk bekerja sama dengan pihak lainnya.

Menumbuhkan rasa nasionalisme

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Untuk siswa atau peserta didik pun tidak hanya pelajar bermasalah, namun siswa lainnya untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap bangsa dan negara.

“Jadi membangun hubungan negara dengan rakyat itu dengan rasa, bukan urusan administrasi kewilayahan. Banyak orang meragukan, akhirnya waktu yang menjawab,” ucap KDM.

“Ini kan angkatan pertama, pendidikan dua mingguan,” sambungnya.

Ia pun menghaturkan rasa terima kasih kepada para peserta pendidikan karakter yang telah memperlihatkan diri sebagai manusia yang bertanggung jawab, mempunyai harapan dan masa depan.

KDM meyakinkan pula, jika para siswa mau bersungguh-sungguh berubah dan tak putus semangat belajar, maka apapun cita-citanya akan lebih mungkin untuk dicapai.

BACA JUGA :  Gubernur Jabar Larang Praktik Penggalangan Dana di Jalan, KDM: Jangan Ganggu Ketertiban Umum

“Saya yakin besok kalian semua ada yang jadi tentara, polisi, dokter, pilot, ASN atau pengusaha. Jadi petani, damkar atau apapun yang penting kalian menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan,” tutur KDM.

“Kalian bukan anak nakal, tapi semua adalah anak hebat, anak Indonesia, anak Jawa Barat,  dan anak masa depan,” sambungnya.

Sementara itu Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi mengapresiasi Pemdaprov Jabar atas pendidikan karakter Panca Waluya yang telah meluluskan angkatan pertama.

“Ini adalah salah satu langkah yang sangat gemilang. Bagaimana menyalurkan potensi setiap anak yang pada dasarnya kreatif, energik, penuh dinamika, tapi karena lingkungan tidak kondusif baik di lingkungan rumah, sekolah maupun pergaulan akhirnya menyimpang dan diarahkan dengan tegas secara positif,” ucap Seto Mulyadi.

BACA JUGA :  Dedi Mulyadi Siapkan “Revolusi Sekolah”: Kepala Sekolah Pulang Kampung, Toilet Naik Kelas

Evaluasi berkala

Seto juga tetap mendorong adanya evaluasi berkala, terbuka akan kritik yang membangun hingga melibatkan psikolog guna memastikan anak-anak pada kondisi psikologis yang baik.

Ia pun mendorong para pihak lainnya tak gengsi untuk meniru program pendidikan karakter dari Jabar ini, termasuk jika program ini diadopsi menjadi suatu gerakan nasional.

“Jadi dalam hal ini kami apresiasi dan tetap harus dievaluasi sampai akhir, beberapa akan kami ikuti, juga ada tim psikolog sehingga kalau nanti hasilnya positif jangan ragu-ragu dan gengsi untuk dijadikan gerakan nasional,” tutur Kak Seto.

Bagaimanapun, menurutnya, kritik yang membangun tentu sangat diperlukan. Maka itu dirinya mengajak semua unsur untuk dapat bersatu memberikan lingkungan kondusif bagi tumbuh kembang anak-anak yang hebat.

BACA JUGA :  Ridwan Kamil dan Forkopimda Jabar Bagikan Paket Sembako

“Pendidikan formal dan informal dalam keluarga juga perlu dilengkapi dengan pendidikan non formal. Itu bisa saja di Dodik Bela Negara, perpustakaan, sarana gelanggang olahraga mauun sanggar-sanggar seni. Jawa Barat bisa menjadi contoh dan alternatif,” kata Seto.

Ia pun mengaku terharu hingga meneteskan air mata kala melihat para siswa barak militer lulus dan bertemu langsung orang tua maupun anggota keluarganya.

“Anak-anak pada dasarnya membutuhkan uluran cinta dari tokoh-tokoh seperti orang tua, guru, pemimpin, pejabat sehingga mereka menjadi bunga yang sangat mekar,” ucap Seto.