wawainews.id – Tidak terasa waktu begitu cepat berlalu. Belum hilang memori indahnya bulan puasa 1440 Hijriyah, kini umat Islam akan kembali disapa oleh tamu istimewa bernama Syahru Ramadhan, bulan yang dirindukan umat Islam di seluruh dunia.
Besok Selasa, insya Allah kita memasuki 1 Rajab 1441 Hijriyah atau hitungan kalender Hijriyah adalah malam ini. Itu artinya, bulan suci Ramadhan tinggal 60 hari lagi. Bekal apa yang sudah kita siapkan untuk menyambutnya?
Abu Bakar Al-Warroq Al-Balkhi rahimahullah berkata: “Bulan Rajab adalah bulan untuk menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman, dan bulan Ramadhan adalah bulan panen tanaman tersebut”.
Beliau juga mengatakan: “Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, perumpamaan bulan Sya’ban seperti awan. Sedangkan perumpamaan bulan Ramadhan adalah seperti hujan”.
5 Bekal yang Harus Disiapkan
1. Berdoa Agar Allah Mempertemukan Kita dengan Ramadhan.
Bulan Ramadhan adalah kebahagiaan bagi seluruh umat Islam. Sebab, hanya di bulan ini dosa-dosa diampuni, rahmat Allah turun seperti hujan, dikabulkannya segala hajat dan dilipatgandakan amal saleh. Betapa dahsyatnya keutamaan Ramadhan dibandingkan bulan-bulan lain. Tentunya kita berharap bisa dipertemukan dengan Ramadhan tahun ini. Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk memohon kepada Allah agar dipertemukan dengan Ramadhan. Meski hadisnya berstatus lemah, namun untuk fadhoil amal, doa ini sangat dianjurkan ulama. Beikut doanya.
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma Baariklana fii Rojaba wa Sy’bana wa Ballighna Romadhon.(Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Ramadhan)
2. Bergembira dan Bersemangat Menyambut Ramadhan.
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya bersemangat menyambut bulan suci Ramadhan. Beliau memberi kabar gembira kepada para sahabatnya akan datangnya bulan yang agung tersebut. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda: “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dimana pada bulan itu Allah mewajibkan puasa. Pada bulan itu dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu jahannam, diikat setan-setan, di dalam bulan itu ada satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkan kebaikannnya, maka sungguh ia telah diharamkan dari bulan itu“. (HR. Ahmad)
3. Bekali Ilmu Tentang Puasa.
Dalam Islam, segala amal saleh harus didasari dengan ilmu. Kedudukan ilmu sangat tinggi karena ia akan menjadi pelita dan cahaya. Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: “Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan yang ia perbuat lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh.” Untuk menyamput Ramadhan, umat Islam harus menyiapkan bekal ilmu. Mulai dari pengetahuan fiqih puasa, kaidah-kaidah wajib berpuasa, sunnah-sunnah Nabi, dan ilmu lainnya yang berkaitan dengan Ramadhan.
4. Perbanyak Istighfar dan Taubat.
Menjelang bulan suci Ramadhan dianjurkan melanggengkan istighfar dan taubat. Taubat ini akan menjadi sebab seseorang dapat menikmati ibadah di bulan suci Ramadhan. Para ulama menganjurkan umat Islam bertobat sebelum memasuki bulan Ramadhan. Tobat yang dimaksud adalah menyesali dosa yang telah lalu, kemudian bertekad untuk melakukan perbaikan dan tidak melakukan kesalahan di masa mendatang. Allah Ta’ala berfirman. “Bertaubatlah kalian kepada Allah wahai orang-orang beriman supaya kalian beruntung.” (QS An-Nur ayat 31)
5. Menyiapkan Sarana dan Perlengkapan untuk Ramadhan.
Setiap muslim sepatutnya menyiapkan sarana dan perlengkapan untuk beribadah di bulan Ramadhan. Sebelum Ramadhan, kita sudah menyiapkan mushaf Al-Qur’an, kitab-kitab pilihan, kumpulan doa-doa. Kemudian bekal pakaian, gamis, peci, mukenah atau sajadah terbaik untuk salat fardhu maupun salat tarwih di masjid. Selain itu makanan seperti kurma dan madu untuk daya tahan tubuh. Dan tidak lupa membersihkan rumah dan mempercantik mushalla atau ruang salat agar bersemangat dalam beribadah. Rasulullah SAW bersabda: “Celaka seseorang yang mendapati bulan Ramadhan hingga berlalu tanpa diampuni dosanya. Dan celaka pula sesorang yang mendapati kedua orang tuanya (masih dalam keadaan hidup) tetapi tidak menjadikannya masuk ke dalam surga.” (HR Tirmidzi dan Ahmad)