Nasional

Biaya Logistik Tinggi, Faktor Investasi Sulit Masuk Indonesia

×

Biaya Logistik Tinggi, Faktor Investasi Sulit Masuk Indonesia

Sebarkan artikel ini

JAKARTA –  Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, tingginya biaya logistik di Indonesia menjadi salah satu penyebab sulitnya investasi masuk ke Indonesia. Biaya logistik di Indonesia masih tinggi atau masih sebesar 24 persen terhadap PDB.

“Kalau biaya logistik 24 persen maka susah untuk melakukan investasi di Indonesia. Ketika membayangkan biaya logistiknya 24 persen dan profit margin 13 persen, maka kita harus bisa mencari margin hingga 37 persen Untuk bisa mencapai 37 persen Itu jelas bukan hal yang mudah,” tutur Bambang, Rabu (16/10).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dia menambahkan, bila profit margin tak bisa ditingkatkan, maka pendapatan investorlah yang akan dikorbankan. Menurutnya, hal inilah yang membuat investor lebih memilih berinvestasi di negara lain.

BACA JUGA :  Menko Perekonomian Sampaikan Iklim Investasi Indonesia Baik

Bambang menerangkan, tingginya biaya logistik ini disebabkan infrastruktur Indonesia yang masih terbatas. Stok infrastruktur Indonesia disebut hanya 43 persen.

Persentase ini lebih kecil bila dibandingkan dengan negara lain seperti India yang sebesar 58 persen atau China yang sebesar 76 persen. Bambang pun menyebut angka ini masih lebih rendah dari rata-rata yang sebesar 70 persen.

“Padahal standarnya rata-rata 70 persen.Standarnya seharusnya 70%, jadi untuk mencapai rata-rata pun kita masih punya gap 27%,” ujar Bambang.

Karena itu, Bambang pun mengatakan pemerintah masih terus gencar melakukan pembangunan infrastruktur ke depannya. Dalam 5 tahun ke depan, dibutuhkan total investasi infrastruktur sebesar Rp 6.445 triliun.

Dia mengatakan, pembiayaan infrastruktur dari pemerintah atau APBN akan mencapai 37 persen atau 2.385 triliun, dari BUMN sebesar 21persen atau Rp1.353 triliun, dan dari swasta sebesar 42 persen atau Rp 2.707 triliun.

BACA JUGA :  Alamaak, Surat Suara Pemilihan DPRD Pandeglang Kok Pindah di Tangerang?

“Kita bukan tipe pemerintahan yang apa-apa dari APBN. Kita akan mencari pembiayaan alternatif atau pembiayaan kreatif untuk melibatkan swasta dan BUMN dalam proyek pembangunan,” terang Bambang.

Sementara itu, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, kebijakan pemerintah yang akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia dan melanjutkan pembangunan infrastruktur menjadi hal yang baik.

Dia berharap, biaya logistik di Indonesia akan bisa ditekan bila terjadi pembangunan infrastruktur yang semakin baik.

“Biaya logistik yang turun ini akan meningkatkan daya saing kita. Daya saing kita kan turun 5 peringkat, memang tidak banyak, tetapi kan negara lain juga meningkatkan efisiensinya di banyak hal, baik dari sisi industri dan manusianya,” tutur Rosan. (Nal)