Zona Bekasi

Haul ke-10 Gusdur, Tokoh Lintas Agama Hadir di Bekasi

×

Haul ke-10 Gusdur, Tokoh Lintas Agama Hadir di Bekasi

Sebarkan artikel ini

BEKASI – Haul ke-10 Gusdur atau Abdurrahman Wahid, yang digelar oleh Komunitas Gusdurian, Bekasi Raya, Jawa Barat, dihadiri tokoh lintas agama.  Kegiatan dibuat dalam bentuk fokus diskusi grup (FGD) dengan mengambil tema Pesan Perdamaian di Bumi Bekasi.

Acara tersebut, dihadiri oleh istri Presiden Republik Indonesia keempat Ny Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman di Pesantren Motivasi Indonesia (PMI), Kampung Cinyosog, Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (25/1).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA
M. Ikhsan Yahya, akrab disapa Scoopy, ketua panitia Haul ke-10 Gusdur di PMI, Bekasi

“Gusdurian Bekasi Raya, sudah kedua kalinya dilaksanakan di Bekasi dan bertempat di Pondok Pesantren Motivasi Indonesia, di Desa Burangkeng, Kabupaten Bekasi,”kata M. Ikhsan, panitia pelaksana, Haul Gusdur ke-10, Sabtu (25/1/2020).

Haul Gusdur tersebut dihadiri tokoh lintas agama seperti Tokoh Katolik Bekasi Romo Antonius Suhardi Antara Pr, Intelektual Nahdlatul Ulama (NU) Gus Ulil Abshar Abdalla, Mubaligh Ahmadiyah Wilayah Jawa Barat 01 Maulana Ma’mun Ahmad Sahib.

Hal tersebut jelasnya sebagai gambaran bahwa sosok Gusdur dikenal sebagai tokoh pemersatu tanpa melihat latar belakang agama, ras dan suku.

BACA JUGA :  Uwalah.. Pelaku Pencabulan Santriwati di Pringsewu Anak Pemilik Pesantren

“Gusdur, terkenal dengan kemanusiaan tanpa pandang bulu. Gusdur bukan hanya milik tokoh Islam tapi milik rakyat Indonesia,”jelas Ikhsan.

Dikatakan, tema Haul ken-10 Gusdur, karena menjadi kebutuhan bagi keadaan di Bumi Bekasi akhir-akhir ini. Sebab, Bekasi selama ini selalu diidentikkan dengan tempat singgah para teroris karena seringkali tertangkap oleh aparat kepolisian.

“Kami ingin mencari solusi dengan memanggil dan mengundang para tokoh agama se-Bekasi Raya agar Bekasi ini dapat menjadi rumah yang aman dan damai bagi semua,” ucap Ikhsan.

Dikatakan bahwa di Bekasi Raya, penduduknya sangat heterogen dan menjadi penyangga Ibukota Jakarta, sehingga memiliki potensi besar terjadi konflik sektarian. Bekasi ini sudah krisis terutama menjadi tempat singgah teroris, dengan tema Bekasi sudah krisis dianggap Dengan ekstrimis.

Dengan pesan perdamaian di bumi Bekasi ingin Bekasi menanamkan idiologi Gusdur dimana beragama itu boleh tapi jangan memanfaatkan agama untuk kepentingan. Gusdurian Bekasi Raya penerus spirit dan nilai-nilai Gus Dur.

BACA JUGA :  Juhandi, Putra Daerah Dinilai Layak Jadi Plt Bupati Bekasi

“Momentum peringatan Haul Gus Dur ke-10 ini tidak hanya sebagai acara yang bersifat seremonial atau monumental saja, tetapi ada sebuah nilai yang harus kami bawa dalam perjalanan kemasyarakatan setelah ini,” lanjutnya.

Koordinator Gusdurian Bekasi Raya M Shofiyulloh mengatakan bahwa peringatan Haul Gus Dur ke-10 yang diadakan bertepatan dengan Hari Raya Imlek ini menjadi momentum untuk mengenang jasa Presiden RI keempat KH Abdurrahman Wahid.

“Beliau telah meresmikan Konghucu sebagai agama, memberikan izin perayaan Tahun Baru Imlek, dan menerima etnis Tionghoa sebagai bagian dari perjalanan bangsa Indonesia, yang sebelumnya dilarang oleh Presiden Soeharto,” kata Kang Opi.

Dengan budaya, katanya, bisa menikmati Islam hingga sekarang. Islam masuk dengan pendekatan budaya tanpa peperangan dan tetes darah sedikit pun. Gus Dur kemudian melanjutkan perjuangan para wali penyebar Islam di Bumi Nusantara.

Gus Dur lanjut Opi, merupakan seorang kiai dan sekaligus politisi. Bahkan, beberapa ulama menobatkan Gus Dur sebagai wali. Hal tersebut, menurutnya, tidak berlebihan lantaran pengakuan itu bisa dibuktikan secara konkret dan ilmiah.

BACA JUGA :  6 Santriwati Jadi Korban Dugaan Pencabulan di Bekasi, Pelaku Sudah Ditangkap

“Maka, peringatan Haul Gus Dur ke-10 yang diadakan di Bekasi ini diharapkan mampu menjadi ruh bagi perjuangan kami untuk meneruskan nilai-nilai Gus Dur itu agar diterapkan di dalam kehidupan bermasyarakat,” tegasnya

Sementara, istri Presiden Republik Indonesia keempat Ny Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman mengatakan Bahwa Keberadaan ini membuktikan bahwa Gusdur tidak hanya seorang kiai humanis humoris.

“Gusdur telah mengembalikan hak orang China mengembalikan kebudayaannya sendiri. Gusdur susah menganggap mereka bagian dari bangsa Indonesia kenapa tidak berhak,”jelasnya.

Dia juga berterimakasih atas penyelenggaraan haul ke -10 oleh Gusdurian Bekasi Raya. Dikatakan bahwa selama haul ini dilaksanakan di berbagai daerah dan keluarga harus membagi tempat.

“Kami berempat membagi tempat di beberapa wilayah, yang mengggelar haul.  menyelnggarakan haul, kami membagi tempat, bangga bahagia terharu karena rasa hormat juga rasa cinta kepada Gusdur. (Handi)