JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Arilangga Hartarto mengungkapkan bahwa iklim investasi di Indonesia sangat baik. Hal tersebut disampaikan, dihadapan calon investor dari berbagai negara pada acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2020.
“Semua agensi Credit Rating telah memperhitungkan Indonesia sebagai negara yang bagus untuk investasi dengan risiko rendah. Japan Credit Rating Agency (JCR) telah menaikkan sovereign debt rating Indonesia dari BBB dengan proyeksi positif menjadi BBB+ dengan proyeksi stabil pada Januari 2020,” terang Airlangga, Rabu (5/2/2020) di Jakarta.
“Kemudian, Global Competitiveness Index dari World Economic Forum (WEF) serta World Competitiveness Index dari IMD memperlihatkan peningkatan pada daya saing bisnis dan digital di Indonesia, sehingga berinvestasi di negara ini masih aktraktif,” sambungnya.
Airlangga juga menyebut, pemerintah telah merumuskan RUU Cipta Lapangan Kerja, dimana regulasi yang dinilai menghambat penciptaan lapangan kerja dan memperlambat laju investasi akan dihapus.
“Keefektifan investasi di Indonesia akan ditingkatkan dengan mendorong investasi pada bidang produktif. Dengan demikian lapangan kerja yang lebih berkualitas akan dapat diciptakan untuk mengisi kebutuhan di dunia kerja,” ungkap Menko Airlangga.
Sementara itu, Direktur Pelaksana Bank Dunia, Mari Elka Pangestu mengapresiasi komitmen pemerintah dalam menyelesaikan sederet persoalan ekonomi nasional melalui pembentukan RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja maupun Perpajakan.
Menurutnya apabila reformasi strukrural itu diimplementasikan dengan benar dan jelas, maka investasi akan berdatangan ke Indonesia.
“Mungkin dampaknya baru akan terasa tahun depan, kalau kita betul-betul implementasikan itu tahun ini,” ujar Mari di tempat yang sama.
Belum lagi kata Mari, dari sisi fundamental ekonomi, Indonesia sudah sangat baik. Sehingga target pertumbuhan ekonomi 6 persen dalam beberapa tahun mendatang mungkin diwujudkan.
“Inflasi kita rendah, koefisien gini atau upaya untuk menurunkan ketimpangannya bagus, properti juga turun. Dan fundamental yang lain kita positif. Dan perlu diingat juga bahwa kita memiliki pasar yang besar, ini selalu menjadi faktor positif buat Indonesia,” pungkasnya.
Perlu diketahui, Draft RUU Cipta Lapangan Kerja dijadwaklan dikirim ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada minggu pertama Februari 2020 ini, sedangkan RUU Perpajakan telah dikirim sejak Januari 2020, dan keduanya telah disetujui untuk masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas).(SAL)