LAMTIM – Nenek Murni (58) warga Dusun IV, Desa Negara Batin, Kecamatan Jabung Kabupaten Lampung Timur, puluhan tahun hidup sendiri ditengah hutan Batu Pengajar. Ironisnya belum tersentuh bantuan apapun dari pemerintah.
Diketahui ia menempati umbul Batu Pengajar tersebut sejak tahun 1986 lalu, ketika wilayah adminsitrasi masih Lampung Tengah, dan saat itu masih hutan belantara. Nenek Murni, awalnya datang ke Jabung bersama suami dan lima orang anaknya.
Namun nahas, baru setahun hijrah ke Jabung, suaminya pun meninggal dunia karena sakit. Kondisi itu memaksa Nenek Murni, bersama lima orang anaknya, ketika itu yang masih kecil harus mencari kehidupan ditempat baru, ditengah hutan belantara. Berbagai cara pun dilakukan agar bisa bertahan hidup.
Nenek Murni, mengaku bahwa daerah asalnya dari desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Tapi sejak 1986 hijrah ke Jabung, hingga kini tidak pernah kembali ke Banyuwangi.
“Baru setahun tinggal numpang di lahan orang di Batu Pengajar, Negara Batin, Jabung ini, suami saya meninggal. Saat itu (1986) wilayahnya ini masih hutan belantara,”ujar Nenek Murni, mengisahkan perjalanan nya kepada Wawai News, Kamis (14/5/2020).
Namun demikian imbuhnya berkat kebaikan warga asli di sini dirinya masih bisa bertahan hidup. Warga Jabung yang peduli membangunkan gubuk di lahan mereka. Hingga semua anaknya besar dan menikah atau bekerja.
Sekarang Nenek Murni kembali tinggal sendiri di gubuk sederhana areal perkebunan warga. Kesehariannya untuk memenuhi kebutuhannya dia harus bekerja serabutan atau upahan kepada siapa yang membutuhkan tenaganya.
Ketika Wawai News, bersama Ikam Jabung Sai (IJS) bertandang ke gubuk Nenek Murni, untuk memberi bantuan. Diakuinya selama puluhan tahun belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah baik bentuk PKH, BLT atau lainnya.
Dia hanya mendapat bantuan atas kepedulian warga saja. Padahal saat ini dia sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk Lampung Timur, KK dan lainnya meskipun tempat tinggalnya saat ini menumpang di lahan warga yang berbaik hati memberikan pinjaman lahan untuk dibangunkan gubukan.
Begitupun ketika IJS bertanya ke Nenek Murni, apakah masih ingin kembali ke kampung halamannya di Wilayah Banyuwangi, setelah 34 tahun lamanya tinggal di Jabung, dengan gamblang dia menjawab ingin tetap tinggal di Kecamatan Jabung.
“Keluarga saya sudah meninggal semua mas,” ujar Nenek Murni, mengaku ingin tetap tinggal di tempatnya sekarang Batu Pengajar, Kecamatan Jabung.
Saat ini IJS secara rutin menyalurkan bantuan dari donatur, berupa sembako. Setiap ada bantuan Nenek Murni, tidak terlewatkan. Kondisinya memprihatinkan nenek Murni mulai sepuh, tapi tetap tinggal di gubuk tengah hutan yang sekarang banyak dipakai menjadi areal perkebunan warga. (Nal)