Perikanan

Keterbatasan Alat Tangkap, Nelayan di Kotagung Berharap Perhatian Pemerintah

×

Keterbatasan Alat Tangkap, Nelayan di Kotagung Berharap Perhatian Pemerintah

Sebarkan artikel ini

TANGGAMUS – Beberapa bulan terakhir kondisi Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, terlihat sepi. Hal tersebut dampak dari keterbatasan yang belum maksimal untuk mendapatkan ikan akibat minimnya peralatan tangkap.

Kondisi tersebut, menjadi keluhan tersendiri bagi nelayan  di wilayah Kabupaten Tanggamus, Lampung. Biasanya kondisi TPI Kotagagung, dipenuhi para bakulan atau pedagang dan para pembeli ikan hasil tangkap para nelayan baik di waktu malam dan pagi hari.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Namun sebulan terakhir kondisi TPI berlokasi bertepatan di bibir pantai Kotagung, nampak lengang akibat minimnya tangkapan ikan oleh nelayan, Hal itu dikarenakan nelayan tidak maksimal dalam mencari ikan di laut.

BACA JUGA :  SMPN 2 Wonosobo, Termasuk dalam 11 Satuan Pendidikan Tak Tertib Terkait Dana BOS di Tanggamus

“Kurangnya hasil tangkapan ikan oleh nelayan, tidak karena faktor cuaca tidak mendukung, atau lainnya. sebenarnya lebih kepada keterbatasan alat tangkap ikan yang dimiliki para nelayan. Kami kekurangan alat tangkap ikan bagi para nelayan payang, korsim, bagan dan pancing,”ungkap  Kasmita kepada  Wawai News Minggu (9/8/2020)

Ditambahkan minimnya tangkapan bukan karena faktor cuaca atau lainnya tapi  nelayan di Kota Agung, karena keterbatasan alat tangkap ikan. Solusinya harus ada  alat tangkap ikan lebih modren, sehingga nelayan  tidak lagi bergantung pada musim.

Kasmita berharap agar Pemerintah mendirikan KUD (Koperasi Unit Desa) atau WASERDA (Warung Serba Ada) seperti di TPI di tempat lain, hal itu selain untuk mempermudah para nelayan mendapatkan peralatan penangkapan ikan juga bisa mendapatkannya dengan cara kredit.

BACA JUGA :  Ekspor Produk Perikanan Naik 6,6 Persen di 2021

“Harapan kami selaku nelayan di sini didirikan KUD atau  WASERDA seperti di gudang lelang tempat lain, bila ada KUD atau WASERDA disni selain mempermudah kami mendapatkan alat yang kami butuhkan, kami juga bisa mendapatkan alat tersebut dengan cara kredit, karena selama ini kami nelayan bila membutuhkan alat tangkap ikan harus ke Teluk Betung, Bandar Lampung karena di Kotagung peralatanya tidak lengkap” Bebernya.

Kurangnya pendapatan ikan oleh para nelayan sehingga berdampak meluas pada masyarakat, sebab masyarakat harus merogoh kantong dalam-dalam karena mahalnya harga ikan di pasaran.

“Harha ikan melonjak yang tadinya harga ikan perkilo Rp 15 ribu, sekarang Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilonya, itupun ikan kecil, kebanyakan ikan paket kiriman dari pulau jawa yang rasanya tidak gurih lagi” keluh Fahmi yang setiap hari membeli ikan di TPI.

BACA JUGA :  KKP Dorong Kenaikan Nilai Ekspor Hasil Perikanan Tersertifikasi

Bukan hanya nelayan dan pembeli ikan, pengepul ikan pun mengeluhkan hal itu. “dalam bulan-bulan ini omset kami menurun karena lebih besar pengeluaran dari pada pendapatan biasanya bila musim ikan tiba kami bisa kirim ikan ke ibukota sampai ke pulau jawa” katanya.(Mukhtar)