Hukum & Kriminal

Depresi, Mahasiswi Itera Asal Cianjur Gantung Diri

×

Depresi, Mahasiswi Itera Asal Cianjur Gantung Diri

Sebarkan artikel ini

BANDARLAMPUNG – Mahasiswi Itera asal Cianjur, Jawa Barat, ditemukan tak bernyawa dengan posisi tergantung di kamar kediamannya di Sukarame Bandar Lampung.  Mahasiswi diketahui bernama Zahra Shiva (21) sebelum tewas sempat mengirimkan stiker gantung diri melalui pesan singkat WhatsApp kepada sang kekasih.

“Terakhir dia ngirim stiker gantung diri dari WA jam sembilan. Terus gak ada balasan. Baru setengah jam kemudian saya meluncur dari Metro,” ungkap Ivan, Kamis (21/1/2021).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Ivan merupakan kekasih korban, dan sempat komunikasi dengan Zahra sebelum ditemukan tewas gantung diri. Namun dia mengaku tidak mengetahui jika kekasihnya tersebut ada masalah tertentu.

BACA JUGA :  Libur Tahun Baru 2024, Gunung Padang Cianjur Dipadati Pengunjung

Tapi Ivan, mengakui bahwa sang kekasih memiliki sifat ‘Gupek’ atau panikan dan saat ini tengah banyak pikiran karena orang tuanya sakit.

“Pengen ada target Juli wisuda, dan gak mau nyusahin ortunya,” timpalnya.

Lurah Sukarame Anwar AR mengaku mendapat kabar duka tersebut dari ketua RT.

“Jadi kejadian jam 11 malam. Saya ditelepon oleh RT. terus saya datang ke lokasi bersama babinsa, bhabinkamtibmas,” ungkapnya, Kamis (21/1/2021).

Setiba di lokasi, kata Anwar, sudah ada kekasih korban.”Yang ngasih tau itu malah cowoknya. Tapi malam itu kami belum bongkar. Baru pas polisi datang kami bongkar,” bebernya.

Selanjutnya, korban dibawa ke RSUD Abdul Moeloek untuk diautopsi.

BACA JUGA :  Fenomenda Ikan Mati Massal di Jabar

“Kalau saat ditemukan itu memang gak ada tanda-tanda kekerasan. Sepertinya murni bunuh diri,” sebutnya.

Menurut Anwar, korban diduga nekat mengakhiri hidupnya karena depresi.

“Kalau dugaan itu depresi, banyak masalah. Katanya ortunya sakit. Kemudian masalah kuliah juga,” tandasnya.

Ditemukan Kekasihnya

Jasad Zahra Shiva kali pertama ditemukan oleh sang kekasih. Zubaidah, warga setempat, menuturkan, peristiwa itu kali pertama diketahui oleh kekasihnya.”Pertama kali itu cowoknya, sekitar jam 11 (malam),” ujarnya.

Zubaidah mengaku sempat melihat kekasihnya tersebut hanya terdiam dan terpaku di depan rumah.”Saya tanyalah, ‘Kenapa?’ Katanya, “Itu, Bude, mati’ sambil nunduk lemes,” tuturnya.

Karena penasaran, Zubaidah pun melongok ke dalam kamar melalui jendela.”Saya liat. Saya pikir (korban) kesetrum. Saya jerit-jerit,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Polisi Jaga Kondusifitas di Marga Tiga Pasca Tertembaknya Dua Warga Negeri Agung 

Zubaidah menambahkan, saat itu juga warga mulai berkumpul. “Kan semua pintu itu dikunci. Tapi kami gak bongkar, nunggu polisi datang,” tandasnya.

Dari informasi yang dihimpun, korban tinggal sendirian di rumah milik kerabatnya itu. (TL)