TANGGAMUS – Kasus penemuan mayat dengan 24 luka tusukan di penampungan air di ladang Dusun Pagar Jarak, Pekon Tiuh Memon, Kecamatan Pugung, Lampung, ternyata dilatari kecewa. Antara pelaku dan korban, terdapat hubungan cinta sesama jenis.
Korban Dede Syaputra adalah pemilik konter pulsa di Gisting, Tanggamus, Lampung. Ia dibunuh usai berhubungan seks sesama jenis dengan salah satu pelaku.
Pelaku pembunuhan berjumlah dua orang. Pembunuhan bos konter pulsa ini merupakan pembunuhan berencana yang dilakukan oleh BM (21) alias Alan, warga Talang Padang.
Saat kejadian, BM dibantu oleh pasangan sesama jenisnya yakni SA (33), warga Kedondong, Pesawaran. Sementara korban Dede Saputra warga Dusun Kebon Kelapa Pekon Sinar Banten Kecamatan Talang Padang.
Kasat Reskrim Polres Tanggamus, Inspektur Satu (Iptu) Ramon Zamora mengatakan, pembunuhan itu diduga terjadi pada Minggu (11/7/2021) malam.
“Motif pembunuhan ini karena pelaku BM dendam kepada korban yang menurutnya sering berbohong dalam membayar uang jasa kencan,” kata Ramon dalam konferensi pers, Wakil Kapolres, Kamis (15/7/2021).
Menurut Ramon, pelaku BM ini sudah lama kenal dengan korban sejak tahun 2019 lalu. Pelaku BM adalah pasangan sesama jenis dari korban yang sering diajak berkencan dengan cara dibayar. Namun, setelah korban menikah, hubungan keduanya renggang, meski masih sering berkencan.
Atas perintah Kapolres Tanggamus AKBP Oni Prasetya, SIK, kemudian Polres bersama Polsek Pugung membentuk 3 tim untuk mengungkap pelakunya.
“Lalu, tempo 24 jam pelaku SA ditangkap dirumahnya di Desa Nabang Sari Kecamatan Kedondong Kabupaten Pesawaran, selanjutnya dilakukan pengembangan kemudian melakukan penangkapan kepada BM, di Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus,” jelasnya.
Sambungnya, awalnya BM menjemput korban sementara SA bersembunyi di lokasi yang direncanakan yakni kebun pepaya milik warga di Dusun Kebumen Pekon Banjar Agung Kecamatan Pugung.
Usai melakukan hubungan sejenis di gubuk itu, BM yang tidak terima diberi bayaran Rp300 ribu dari yang dijanjikan Rp500 ribu langsung melakukan penikaman terhadap korban. Kemudian ZA membantu dengan melakukan pemukulan kepala korban menggunakan batu.
Setelah diyakini meninggal kemudian keduanya memasukkan korban ke plastik yang sudah disediakan oleh BM.
Lalu, dengan motor korban, keduanya membuang mayatnya ke TKP ditemukan mayat.
Setelah itu keduanya berpisah di Kuburan Sukaraja Talangpadang, BM membuang pisau dan baju korban ke sungai Sumanda dan selanjutnya kembali menemui SA mengantarnya membawa sepeda motor ke arah Natar, dengan membawa kabur motor, handphone dan uang korban.
“Motif kedua tersangka melakukan pembunuhan karena dendam. Sebab,korban sering ingkar janji. Dengan menjanjikan bayaran Rp700 ribu usai melakukan hubungan sejenis namun hanya dibayarkan 300 ribu, juga setelah korban menikah pelaku tidak pernah lagi mendapatkan uang dari korban,” bebernya.
Kasat menambahkan, berdasarkan hasil visum RS Bhayangkara, ditubuh korban ditemukan 24 luka tusukan di bagian dada dan luka dikepala karena benda tumpul.
“Atas perbutannya, kedua pelaku diancam dengan Pasal 340 KUHPidana dengan ancaman kurungan seumur hidup, kemudian pasal 365 KUHPidana dengan ancaman kurungan 9 tahun penjara,” pungkasnya.
Berdasarkan keterangan tersangka BM alias Alan, ia merasa sering dibohongi korban soal bayaran usai berhubungan sejenis, BM merencanakan pembunuhan pemilik konter Hp Dede Cell dengan menghubungi SA.
Dikatakan, dirinya kenal dengan Dede Saputra pada tahun 2019 saat dia sering bermain futsal di Talang Padang, korban sering nongkrong dilokasi tersebut karena pemilik futsal adalah rekan korban.
Pada awal tahun 2020, ia mulai intens berhubungan saat ingin menukar HP, korban menolak ditambah uang dan mengajak pacaran. Awalnya ia menolak berpacaran karena selalu dijanjikan uang terus sehingga ia akhirnya mau.
“Saat mulai intens, pertama kali melakukan hubungan sejenis dan sering dilakukan di konter Dede Cell milik korban, selain itu sudah sering kali termasuk di rumahnya dan hotel,” kata BM.
Namun, karena merasa sakit hati korban sering ingkar janji usai melakukan hubungan sejenis, bersama SA kemudian merencanakan pembunuhan. Kesempatan itu ia juga meminta maaf kepada keluarga korban.
“Saya minta maaf kepada keluarga atas perbuatan tersebut, saya menyesal dan khilap melakukan pembunuh,” demikian ucapnya.
Ditemui usai Swab Antigen, pelaku SA mengakui dia akan menikah pada bulan ini. “Bulan ini nikah, sudah sebar undangan dikit. Saya kecewa enggak jadi nikah,” ucapnya singkat. (*)