Lampung

Begini Penjelasan RS Ahmad Yani Metro, Terkait Viral Penolakan Pasien

×

Begini Penjelasan RS Ahmad Yani Metro, Terkait Viral Penolakan Pasien

Sebarkan artikel ini

METRO – Direktur Rumah Sakit A Yani dr Hartawan, menolak jika rumah sakit dikatakan telah menolak pasien. Melainkan kondisi rumah sakit yang tidak memungkinkan untuk merawat karena penuh dan oksigen saat itu kosong.

“Kondisi saat itu memang betul ada kejadian itu. Tapi bukan penolakan karena telah dijelaskan kondisi yang adapada saat itu,”jelas Hartawan, saat konfrensi pers, Jumat 30 Juli 2021 di aula RS A Yani Kota Metro.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dijelaskan bahwa kondisi RS A Yani Metro saat ini khusus untuk pasien covid-19 penuh. Kedua kondisi oksigen betul-betul kritis, bahkan saat itu ada tiga pasien yang belum mendapatkan oksigen.

BACA JUGA :  Polisi gerebek arena judi koprok di Pringsewu, enam pelaku berhasil diringkus

Menurutnya ketika kejadian tersebut di ruang isolasi ada 43 pasien covid dan oksigen yang terpakai ada 44. Pada saat kejadian itu jelasnya, pasokan oksigen dari Natar mengalami keterlambatan.

“Terus terang oksigen ini betul-betul berlomba, kami ada dua rekanan ada di Bandar Jaya dan di Lampung Tengah, dan saat ini kita masih lakukan kontrak MOU dengan dua pihak ketiga tersebut,” katanya.

Terkait adanya pasien suspek covid-19 yang meninggal di luar rumah sakit, menurut Wahdi rumah sakit se-Kota Metro sudah menjalankan pelayanan medis sesuai dengan standar prosedur operasional (SOP) yang ada bahkan rumah sakit bekerja lebih keras lagi dalam penanganan Covid-19 ini.

“Saya tekankan tidak ada penolakan pasien apapun di rumah sakit (RS) yang ada di Kota Metro. Untuk keterbatasan oksigen tentunya sudah menjadi masalah nasional, sehingga masyarakat harus bijaksana dalam memahami keperluan oksigen ini,” katanya.

BACA JUGA :  Disduk Capil Lamtim Belum Terapkan Protokol Kesehatan

Sebelumnya sempat viral di medsos diketahui Johanes, warga Jalan Banteng 22 Hadimulyo Timur, akhirnya menghembuskan napas terakhirnya di rumahnya karena ditolak di rumah sakit wilayah Metro.

Dalam kondisi kritis, Johanes sempat berkeliling rumah sakit untuk bantuan darurat. Ayah dan ibunya panik, setelah rumah sakit andalan di Kota Metro, yaitu RSUD A Yani menolak Johanes dengan alasan tidak ada oksigen, Senin 19 Juli 2021 lalu.

Demi melihat Johanes yang terus kesulitan bernapas, kedua orang tuanya kemudian membawa Johanes ke RS Mardi Waluyo Metro Barat. Namun jawaban rumah sakit itu sama, yaitu ruang isolasi penuh, oksigen habis.
Johanes yang punya riwayat sesak napas itu, akhirnya kembali dibawa pulang kerumah. Sesampai di rumah, keluarga masih berusaha untuk menyelamatkan Johanes dengan mencarikan oksigen untuk putra mereka yang saat itu sudah mulai sekarat.

BACA JUGA :  Tinjau Lokasi Banjir, Ketua DPRD Tanggamus Pastikan Lingkunagn dan Warga Tertangani Maksimal

Orang tua Johanes berusaha mendapatkan oksigen, harapan terakhir di RS Muhamadiyah Metro Barat. Namun saat dalam perjalanan, dikabarkan Johanes sudah menghembuskan napas terakhirnya.

Pasca kasus Johanes, Wali Kota Metro Wahdi Sirajuddin menegaskan bahwa merupakan kewajiban pemerintah untuk melindungi masyarakat dari berbagai macam bencana salah satunya adalah bencana non alam pandemi covid-19.