Scroll untuk baca artikel
Megapolitan

Kenang Jasa Pahlawan, BAGAS Indonesia Nobar Film G30S/PKI di Sekretariat AKBM Depok

×

Kenang Jasa Pahlawan, BAGAS Indonesia Nobar Film G30S/PKI di Sekretariat AKBM Depok

Sebarkan artikel ini

JAKARTA – Barisan Gatot Nurmantyo Sejati (BAGAS) Indonesia, menggelar nonton bareng (Nobar) film “G30S/PKI” di halaman sekretariat yang disiarkan secara langsung melalui channel TV One. Nobar tersebut digelar di sekretariat AKBM Depok, Jawa Barat, Kamis malam (30/9/2021).

“Bersama Bagas Indonesia, Kami tadi malam menggelar Nobar sejarah penghianatan G30S/PKI. Film itu sebagai bukti kekejian nyata faham komunis di Indonesia dimasa Orde Lama, sekaligus mengenang jasa pahlawan revolusi yang menjadi korban kekejian dalam mempertahankan ideologi. “kata Aris Padewa, Ketua Umum Bagas Indonesia, Jumat (1/10/2021).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dikatakan bahwa Film G30S/PKI ini wajib ditonton untuk mengingatkan generasi penerus bangsa. Sehingga untuk mencegah munculnya faham komunis dengan gaya baru di negeri ini. Melalui pemutaran film G30S/PKI rakyat sekarang diingatkan tentang kekejaman PKI dimasa lalu sebagai sejarah kelam menjadi pelajaran ke depan bagi generasi muda.

BACA JUGA :  IZW Ajukan Permohonan Uji Materil ke MK Terkait UUPZ

“Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Jenderal (Purn) H. Gatot Nurmantyo yang selalu mengingatkan untuk wajib menonton film G30S/PKI,”tukasnya tak ingin PKI bangkit lagi hanya untuk merusak Ideologi.

Menurutnya, NKRI telah berjalan baik dengan asas Pancasila. Untuk itu Aris mengingatkan kepada seluruh BAGAS Indonesia Diimbau agar selalu waspada terhadap ideologi komunis.

Sekjend Bagas Indonesia, Faried Taufiq Hidayat menambahkan bahwa faham komunis mulai masuk ke sendi kehidupan masyarakat hal itu terlihat dengan keberanian masyarakat untuk memperlihatkan simbol-simbol PKI di ruang publik. Faried menyerukan agar Tap MPRS Nomor XXV/ MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia tetap dipertahankan meskipun banyak yang berusaha mengutak-atiknya.

BACA JUGA :  6 Anggota Polisi Korban Unhas 1104, Mulai Membaik

“Kita harus mempertahankan keberadaan Tap MPRS nomor 25 tahun 1966, jangan sampai dihapuskan. Kalau tidak ada Presiden ke-2 RI H.M Soeharto Indonesia sudah menjadi negara komunis,”ungkapnya.

Dia menyebutkan bahwa Indonesia patut menghormati jasa Pak Harto dan bangga pada beliau atas jasa-jasanya membebaskan NKRI dari komunis.

“Adapun sekarang berita yg sedang heboh tentang patung yang hilang merupakan sosok tokoh angkatan bersenjata, yakni AH Nasution, Soeharto, dan Sarwo Edhie Wibowo ini sangat mengganggu sekali isu dipindahkannya patung-patung tersebut” kata Faried Taufiq Hidayat dalam sambutannya, tadi malam. (*)