LAMTENG – Proyek tanpa papan nama di wilayah Anak Ratu Aji, Kabupaten Lampung Tengah masih dibiarkan, meski kerap diprotes dan beritakan. Kali ini, kembali ditemukan dalam proyek pembangunan gedung Puskesmas Gedung Sari.
Pengurus LAMI (Lembaga Aspirasi Masyarakat Indonesia), Suhendra Wawan meminta pemborong proyek pembangunan gedung Puskesmas Gedung Sari Kecamatan Anak Ratu Aji Kabupaten Lampung Tengah untuk memasang papan informasi kegiatan.
Dikatakan seharusnya pelaksana kegiatan pembangunan gedung Puskesmas tersebut bersifat transparan terhadap masyarakat karena pembangunan itu menggunakan uang negara bukan pribadi mereka. Sehingga masyarakat berhak mengetahui sumber anggaran dan berapa besar anggaran pemerintah yang di kelola.
“Kalau gak ada papan informasi di setiap pembangunan yang menggunakan anggaran pemerintah, bagaimana masyarakat mengetahui, baik jenis pembangunan apa dan siapa yang bertanggung jawab atas pembangunan itu kalau ditemukan tidak sesuai spesifikasinya nanti” kata Bendahara DPC LAMI Lampung Tengah. Jum’at (8/10/21).
Menurutnya, papan informasi pada setiap pembangunan pemerintah itu wajib untuk dipasang, dan jika pihak pelaksana tidak memasang berarti pihak pelaksana terindikasi akan membohongi masyarakat.
“Kenapa pihak pelaksana pembangunan yang menggunakan anggaran pemerintah itu harus takut diketahui oleh masyarakat, masyarakat kan punya hak juga untuk mengetahui, dan punya kewenangan juga untuk mengawasi, karena uang itu adalah uang rakyat juga yang dikelola” bebernya geram.
Suhendra berharap pada masyarakat agar jangan takut-takut untuk menegur dan melaporkan jika melihat oknum pemborong proyek pemerintah melakukan kegiatan curang dan membohongi masyarakat serta pemerintah.
“Jangankan pihak oknum pemborong proyek pemerintah, pejabat pemerintah pun harus dilaporkan jika salah, saya harap pada masyarakat, agar bekerjasama mencegah praktek-praktek curang dari oknum yang tidak bertanggung jawab, jangan segan-segan untuk melaporkan” pungkasnya.
Selain itu, Tokoh Masyarakat Anak Ratu Aji, Sukri juga menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh pihak LAMI memang benar, ia juga mulai saat ini selaku masyarakat akan ikut mengawasi dan membantu pemerintah dalam mensukseskan program pembangunan pemerintah di segala bidang.
“Saya selaku masyarakat juga berhak tau atas pembangunan pemerintah, karena saat ini banyak sektor-sektor yang dilalui pemerintah dalam merealisasikan anggaran, bisa saja oknum-oknum memanfaatkan itu, seperti contoh, pembangunan gedung Puskesmas Gedung Sari ini, misalkan oknum kepala kampung mengklaim itu pembangunan dari Dana Desa, namanya masyarakat, ya percaya aja, kan gitu” jelasnya.
Dalam hal itu, sebelumnya kepala tukang pengerjaan pembangunan gedung Puskesmas Gedung Sari, Gito menyampaikan bahwa pihaknya tidak pernah diperintahkan oleh pihak pemilik proyek untuk memasang papan informasi.
“Kami hanya pekerja, cuma memborong kerjaannya sampai selesai, mulai dari pondasi sampai selesai, maka kami tidak tau menahu soal yang lain, kami cuma kerja sesuai perintah dan sesuai sketsa atau gambar bangunan yang akan dikerjakan” ungkapnya
Padahal, sambung Gito, pihaknya juga bukan yang pertama kali mengerjakan pembangunan proyek pemerintah, namun baru kali ini pihaknya tidak memasang papan informasi kegiatan karena tidak ada perintah dari pihak pemborong proyek.
“Kami udah satu bulan lebih mengerjakannya, tapi memang gak ada papan informasi kegiatannya, dan kami gak pernah diperintahkan untuk memasangnya papan informasi, padahal setau saya setiap proyek pemerintah itu seharusnya ada papan informasi kegiatannya, tapi saya gak tau kok disini gak ada” imbuhnya.
Gito mengatakan bahwa pihaknya hanya memborong tenaga pengerjaan gedung tersebut senilai Rp 40 juta hingga selesai, tapi untuk pemasangan rangka baja dan kusen aluminium bukan tanggung jawab mereka, namum setelah pengerjaan hampir 50 persen, pihaknya diminta oleh pemilik proyek, untuk pemasangan rangka baja menjadi tanggung jawabnya.
“Saya juga kaget bang, kata Pak Haji yang punya proyek ini upah pengerjaannya Rp 40 juta sampai selesai kecuali pemasangan rangka baja dan kusen aluminium, tapi berubah lagi, kata Pak Haji Rp 40 juta itu berikut mengerjakan pemasangan rangka baja, nipis jadinya” pungkasnya.