WAWAINEWS.ID – Agenda reformasi tercemar oleh keserakahan kekuasaan seorang pemimpin yang terkesan sederhana tapi menyimpan segudang agenda dengan mengobrak-abrik kebijakan melalui tangan besinya.
Presiden Soeharto berkuasa selama 32 tahun namun anaknya tidak ada yang menjadi Kepala Daerah baik tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota.
BACA JUGA: Kenang 100 Tahun Pak Harto, Ponpes Al Iman Doa dan Nonton Profil Presiden Soeharto
Sistem pemilihan Kepala Daerah pada saat itu sangat mudah bagi Soeharto untuk menjadikan anaknya menjadi Kepala Daerah.
Tapi, saat ini Jokowi yang hanya berkuasa selama 2 periode, namun anaknya Gibran menjadi Walikota Solo dan menantunya Bobby Nasution menjadi Walikota Medan.
Kondisi itu, Seolah menunjukkan dan menggambarkan bagaimana keserakahan keluarga Jokowi akan kekuasaan.
BACA JUGA: Kalau Gibran Cawapres Prabowo, Waspadailah Kecurangan
Hal tersebut kian terbukti dari usaha Jokowi dalam mempertahankan kekuasaan. Ia mendorong anaknya menajdi cawapres dengan cara merubah UU Pemilu melalui Mahkamah Konstitusi karena Gibran belum memenuhi syarat usia minimal.
Jokowi tidak rela mengakhiri kekuasaannya yang akan berakhir bulan Oktober 2024 sehingga memaksakan anaknya menjadi cawapres Prabowo.