Lampung

Petani Mesuji Gagal Panen, Ribuan Hektare Sawah Masih Terendam Banjir

×

Petani Mesuji Gagal Panen, Ribuan Hektare Sawah Masih Terendam Banjir

Sebarkan artikel ini
Banjir rendam ribuan hektar sawah di tiga kecamatan wilayah mesuji hingga senin 22 Januari 2024
Banjir rendam ribuan hektar sawah di tiga kecamatan wilayah mesuji hingga senin 22 Januari 2024

MESUJI – Hingga Senin 22 Januari 2024, ribuan hektare sawah di wilayah Kabupaten Mesuji, Lampung masih terendam banjir.

Dampak lain, banjir tersebut menjadi danau dadakan dan dipastikan bakal terancam gagal panen, setelah berubah menjadi danau di tiga kecamatan wilayah setempat.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Menurut perkiraan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Mesuji, Halwan, akibat banjir yang menggenangi kawasan persawahan di tiga kecamatan itu 1.872 hektare terancam fuso.

Ribuan hektare sawah yang saat ini tenggelam akibat banjir bandang, ada di Kecamatan Simpang Pematang, Kecamatan Mesuji, dan Kecamatan Rawajitu Utara.

Pada Kecamatan Simpang Pematang, ada empat desa yang persawahannya bak danau, yaitu di Harapan Jaya, Jaya Sakti, Wira Bangun, dan Bangun Mulyo.

BACA JUGA :  Tanggamus, Jadi Salah Satu Daerah dengan Pengelolaan Keuangan Buruk di Lampung

Sedangkan di Kecamatan Mesuji ada tiga desa; Sido Mulyo, Sungai Badak, dan Wiralaga I. Pun di Kecamatan Rawajitu Utara ada tiga desa; Sungai Sidang, Way Puji, dan Panggung Jaya.

Pada bagian lain keterangannya, sebagaimana dikutip dari heloindonesia.com, Halwan, menjelaskan, pihaknya masih melakukan pendataan sawah yang terdampak banjir.

“Rencananya, jika data yang diperoleh sudah diverifikasi, Pemkab Mesuji akan membantu klaim ganti rugi petani yang masuk asuransi,” ujarnya.

Sedangkan bagi sawah yang belum ikut asuransi, lanjut Halwan, pihaknya akan mengupayakan koordinasi dengan Pemprov Lampunf dan Kementerian Pertanian agar petani di wilayah Mesuji tetap bisa melanjutkan menanam padi.

Sementara salah satu warga Desa Sungai Badak, Anto (55), mengungkapkan, bencana alam banjir yang terjadi beberapa hari lalu membuat sawahnya tergenang air setinggi 80 cm.

BACA JUGA :  Lelang Rehabilitas Gedung Farmasi Dinkes Pringsewu Senilai Rp1,487 Miliar, Diduga Sudah Diatur

“Kondisi itu pasti menggagalkan tanaman padi saya, padahal baru saja ditanam. Saya mohon, pemerintah bisa membantu para petani yang mengalami gagal panen,” harapnya.

Padahal, kata Anto lagi, musim tanam saat ini sudah mundur dari waktu normalnya akibat kemarau panjang akhir tahun lalu.

Sedangkan Suparno (48), warga RK 03 RT 10 Desa Wonosari, terlihat cemas dengan kondisi tanaman padinya yang terancam busuk akibat terendam banjir.

“Jika banjir tidak surut, padi yang baru saya tanam akan membusuk dan nengakibatkan gagal panen,” kata dia.

Apalagi, imbuhnya, modal untuk tanam padi didapat dari pinjaman di bank.

“Tidak tahu bagaimana nantinya, apakah bisa dibayar atau tidak,”ucap Suparno dengan nada memelas.

BACA JUGA :  Ketum PPWI Hirup Udara Bebas, Wilson: Penjara Seperti Rekreasi

Ketua Gabungan Kelompok Tani Sari Makmur, Desa Wonosari, Sugito saat ditemui mengatakan, saat ini mulai musim tanam tetapi setelah beberapa hari diguyur hujan, tanaman padi yang baru ditanam tenggelam air di musim penghujan.

“Saya berharap kepada dinas terkait untuk dilakukan normalisasi saluran air di areal persawahan di desa kami, agar kedepan padi yang kita tanam terhindar dari banjir,” ucap Sugito.

Menurutnya, ada sekitar 500 hektare persawahan milik petani yang saat ini terdampak banjir dan terancam gagal panen karena batang padi yang membusuk.***