LAMPUNG – Harimau sumatera (Panthera Tigris Sondaica Sumatrae), sepertinya jadi ancaman serius bagi warga yang memiliki peladangan di kawasan Suoh, Kabupaten Lampung Barat. Pasalnya dalam beberapa waktu terakhir ini 2 korban jadi korban keganasan kucing emas tersebut.
Manusia ‘terusik’ setelah insiden serangan harimau itu hingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat setempat hingga mereka melampiaskan ketakutan akan cabikan hewan buas itu dengan membakar kantor Balai TNBBS milik Polhut pada Senin sore 11 Maret 2024.
Serangan herwan buas yang merambah ke peladanag warga telah menimbulkan dua warga di Suoh tewas tercabik. Peristiwa pertama terjadi pada Kamis 8 Februari 2024 dengan korban bernama Gunarso ditemukan tewas oleh warga usai dinyatakan hilang saat berkebun.
Kemudian, peristiwa kedua terjadi pada Rabu 19 Februari 2024 korban Sahri mengalami hal serupa, ia ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan pada Kamis (22/2/2024) malam. Ancaman itu pun merambah warga di Bandar Negeri Semoung Kabupaten Tanggamus.
Setelah geger ditemukan jejak harimau, tak lama kemudian, warga bertatapan langsung dengan jarak dekat dengan seekor harimau, hingga membuat seorang ibu-ibu pingsan saat tengah memanen jagung di perkebunan miliknya. Untung ia dan suaminya tidak jadi keganasan harimau tersebut.
Puncaknya warga sampai membakar Kantor Balai TNBBS di Suoh Lampung Barat itu warga meluapkan kekhawatirannya setelah insiden cukup serius, menimpa Samanan (42), korban serangan harimau di wilayah itu pada Senin 11 Maret 2024.
Samanan harus menjalani perawatan medis yang lebih serius dan dirujuk ke RSUD Alimuddin Umar Lampung Barat, setelah mendapat cakaran harimau hingga merobek kepalanya sekitar 30 cm dari jidat depan hingga ke belakang, yang disebabkan oleh cakaran kuku harimau.
Konflik harimau dengan manusia di Suoh Lampung Barat itu pun mengundang komentar berbagai kalangan termasuk para politisi, mereka mendadak jadi ahli lingkungan dan ikut mendesak adanya tindakan tegas terhadap masalah konflik antara manusia dan harimau yang semakin meresahkan masyarakat setempat.
Politisi Suarakan Tembak Mati Harimau di Suoh
Sugeng Hari Kinaryo Adi Politisi PDI Perjuangan meminta kepada BKSD menuntaskan persoalan masalah binatang buas Harimau dengan menembak mati hewan itu dengan alasan ini sudah menyangkut keselamatan manusia.
“Tidak ada tawar menawar lagi, pokoknya untuk masalah harimau ini ditembak mati. Enggak ada tawar menawar lagi,” tegas Sugeng Hari Kinaryo Adi, Senin 11 Maret 2024.
Ia pun dengan lantangnya jika melihat harimau berkeliaran tidak lagi digiring-giring masuk ke perangkap. Tapi jika kelihatan harus ditembak mati itu saja.
Menurut dia, kondisi di Resort Suoh sudah dalam keadaan genting, dengan ancaman terhadap keselamatan petugas Polhut, Resort, dan BKSDA.
Konflik dengan binatang buas harimau dan gajah yang berujung pada pembakaran Kantor Resort Kehutanan Suoh, Kepala Kepolisian Resor Lampung Barat AKBP Ryky Widya Muharam terjun langsung ke lokasi.