DUBAI – Hujan deras dan badai besar melanda Uni Emirat Arab (UEA). Bencana tersebut membanjiri jalan raya utama dan mengganggu penerbangan di bandara internasional Dubai.
Laporan The Guardian menggambarkan kota gurun Dubai, UEA, dilanda banjir setelah mengalami curah hujan terbesar dalam kurun 75 tahun terakhir ini.
Banjir menutup jalan raya utama dan mengganggu penerbangan di bandara Internasional Dubai, satu orang dilaporkan tewas, seorang pria berusia 70 tahun yang hanyut di dalam mobilnya di Ras Al Khaimah, salah satu dari tujuh emirat di negara tersebut.
Melansir dari AP, pada Rabu (17/4), hujan mulai turun sejak Senin (15/4). Badai semakin intens pada Selasa (16/4) sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Hujan tersebut tidak hanya menuangkan air melimpah, tapi disertai hujan es.
Pada penghujung Selasa, curah hujan Dubai selama 24 jam mencapai lebih dari 142 milimeter.
Curah hujan itu lebih besar jika dibandingkan dengan curah hujan di Bandara Internasional Dubai misalnya, yang rata-rata mencapai 94,7 milimeter dalam setahun.
Beberapa wilayah pedalaman UEA mencatat curah hujan lebih dari 80 mm (3,2 inci) selama 24 jam hingga pukul 8 pagi pada Selasa, mendekati rata-rata tahunan sekitar 100 mm.
Hujan sendiri jarang terjadi di UEA, di Semenanjung Arab yang gersang, namun terjadi secara berkala selama bulan-bulan musim dingin yang lebih sejuk.
Rumah-rumah pun terendam banjir dan kendaraan ditinggalkan di jalan raya karena terjebak banjir. Banyak jalan dan daerah lain yang kekurangan drainase karena kurangnya curah hujan yang teratur.
Pusat perbelanjaan utama Dubai Mall dan Mall of the Emirates juga mengalami banjir, dengan air setinggi mata kaki di setidaknya satu stasiun Metro Dubai.
Dilaporkan juga petir terlihat menyambar di langit, sesekali menyentuh ujung Burj Khalifa, gedung tertinggi di dunia.
Akibat banjir, sekolah-sekolah ditutup di seluruh UEA dan diperkirakan akan tetap tutup pada Rabu. Pemerintah Dubai juga memperpanjang masa kerja jarak jauh bagi para karyawannya hingga Rabu.
Oman Juga Terjadi Hujan
Sementara di Oman, setidaknya sebanyak 19 orang tewas akibat hujan lebat dan banjir bandang.
Laporan Al Jazeera menuslikan jumlah korban tewas yang diumumkan pada Selasa kemarin setidaknya sembilan anak sekolah dan sopir mereka, di mana kendaraannya tersapu air banjir di Samad A’Shan pada Minggu.
Komite Nasional Manajemen Darurat Oman mengatakan tim penyelamat masih mencari dua orang yang hilang.
Akibat cuaca buruk, pemerintah memberikan hari libur kepada staf administrasi di sektor publik dan swasta di beberapa provinsi Oman, sementara kerja jarak jauh direkomendasikan di wilayah lain di kesultanan.
Warga juga diimbau untuk mengungsi ke tempat penampungan jika merasa dalam bahaya atau diminta oleh pihak berwenang. Di sisi lain, polisi dan tentara dikerahkan ke provinsi Ash Sharqiyah Utara yang paling terkena dampaknya untuk mengangkut warga keluar dari daerah banjir.***