Politik

PDI Perjuangan Fleksibel di Pilkada Jabar, Bisa Jadi Gubernur atau Wakil

×

PDI Perjuangan Fleksibel di Pilkada Jabar, Bisa Jadi Gubernur atau Wakil

Sebarkan artikel ini
Ono Surono ketua DPD PDIP Jabar- foto doc
Ono Surono ketua DPD PDIP Jabar- foto doc

BEKASI – Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono, menegaskan jika partainya tidak ngotot harus mengusung calon Gubernur untuk Pilkada November 2024 nanti.

“PDI Perjuangan Jawa Barat, fleksibel bisa usung Gubernur atau Wakil Gubernur. Tentu melihat dengan siapa kerja sama atau dengan siapa berpasangan,”tegas Kang Ono saat menghadiri Bulan Bung Karno di DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi, Minggu 23 Juni 2024.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Menurutnya selama ini hanya ada dua nama yang populer di Jabar untuk kandidat Gubernur yakni Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi. Keduanya sudah lebih lama bergerak untuk calon Gubernur Jabar.

BACA JUGA :  PDIP Jabar Sudah Jalin Komunikasi dengan Susi Pudjiastuti untuk Pilkada Jabar

“Sebenarnya nama yang populer dengan elektabilitas memadai berdasarkan survey itu hanya beberapa, makanya kita munculkan nama-nama baru agar terjadi perubahan eletabilitas ketika ada survey,”tukasnya.

Dalam kesempatan Kang Ono, pun menyebut jika PDI Perjuangan sudah komunikasi dengan beberapa partai politik untuk Pilkada Jabar mendatang, seperti Gerindra, Golkar, PKS, PKBdan PPP. Hal itu penjajakan terkait dengan kerja sama.

Namun jelasnya, PDIP Jabar terakhir intens dengan PKS, PPP, PKB. Bersama ketiga partai itu kemungkinan akan terjadi koalisi Indonesia Maju di Jabar.

Hal itu untuk menghadapi kemungkinan akan terbentuknya koalisi besar di Pilkada Jabar seperti Golkar, Gerindra pan Demokrat.

“Kan ada indikasi ke sana jika mereka tergabung jadi satu, tentunya harus ada lawan yang sepadan. Lawan koalisi PDIP, PKS, PPP. PKB mudah mudahan Nasdem bisa bergabung juga,”jelasnya.

BACA JUGA :  Pilkada Kota Bekasi, PAN Resmi Serahkan SK B1-KWK Paslon Risol

Kang Ono, menegaskan untuk calon PDIP sampai saat ini hanya ada dirinya sendiri. Meski demikian PDIP Jabat tetap harus realistis.

“Apakah saya nomor satu dengan kondisi PDIP yang hanya 17 kursi. Itu bisa terjadi saya Gubernur jika koalisi dengan PKB, atau PAN bisa saja nomor satu,”beber dia menyebut jika dengan PKS 19 kursi, Golkar 19 kursi dan Gerindra 20 kursi, maka PDIP tidak mungkin nomor satu.***