Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

DUH, Gegara Rambut Peserta Didik di SMA Kebangsaan di Lamsel Jadi Korban Penganiayaan

×

DUH, Gegara Rambut Peserta Didik di SMA Kebangsaan di Lamsel Jadi Korban Penganiayaan

Sebarkan artikel ini
SMA Kebangsaan Lampung Selatan - foto SMA Kebangsaan

LAMPUNG SELATAN – Aksi perundungan kembali terjadi di sekolah swasta yang memiliki kurikulum khusus kepemimpinan yakni SMA Kebangsaan Lamsel juga mengadopsi sistem berasarama (Boarding School) mulai dari siswa hingga seluruh civitasnya.

Sebagaimana dilansir dari Wawai News dari iNews, korban perundungan berujung pemukulan di SMA Kebangsaan itu dialami siswa berinisial BAW dipukuli lima senior.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Penganiayaan ini dilakukan di malam hari dengan menculik adik kelas dari asrama kemudian dibawa ke toilet dengan lampu yang dimatikan dan dipukuli beramai-ramai, Senin (9/9/2024).

Kekinian pelajar SMA Kebangsaan tersebut secara resmi melapor ke Polres Lampung Selatan dengan melaporkan dianiaya sekitar 10 seniornya di sekolah milik Menteri perindustrian perdagangan RI Zulkifli Hasan yang dikelola menantunya yang juga calon bupati setempat Radityo Egi.

BACA JUGA :  Pengamat: Publik Puas Seratus Hari Kerja Nadiem

Informasi di lapangan disebutkan bahwa penganiayaan oleh para seniornya karena menilai rambut dan seragam korban inisial BAW kurang rapih pada waktu kejadian 9 September 2024 sekitar pukul 21.30 WIB di toilet aula sekolah tersebut

Empat hari kemudian, Jumat (13/9/2024), ditemani orangtuanya, B melaporkan kejadian tersebut ke kepolisian dengan bukti LP/B/323/IX/2024/SPKT/RESLAMSEL/POLDA LAMPUNG.

Akibat penganiayaan sebagaimana Pasal 170 KUHP/Pidana tersebut, B mengalami pecah bibir alias jontor dan memar-memar di tubuhnya.

Warga Desa Tanjung agung, Kecamatan Katibung, Kabupaten Lampung Selatan itu visum ke RSUD dr. H. Bob Bazar, SKM.

Kepala SMA Kebangsaan Wempy Prastomo Bhakti tak menampik adanya kejadian tersebut. Namun dia meluruskan peristiwa ini terjadi di kantin dengan melibatkan empat siswa senior.

BACA JUGA :  SMA Kebangsaan Audiensi dengan Bupati Lamsel

Kepsek SMA Kebangsaan menegaskan bahwa peristiwa tersebut terjadi atas dasar kesalahpahaman, bahwa niat awalnya menegur.

Menurutnya pihak sekolah sudah menangani kasus dengan memanggil para orang tua siswa untuk penanganan awal dan mediasi. Selain itu juga membantu memeriksa luka yang dialami korban.

“Korban tidak luka berat hanya lebam dan kami membuka ruang mediasi,”ujar Kepsek saat dikonfirmasi Sabtu (14/9/2024).

Ketika dikonfirmasi bahwa terkait informasi adanya 15 siswa mengundurkan diri sepanjang tahun 2024 akibat dugaan intimidasi berujung perundungan dari senior, Kepsek Wempy dengan mengatakan ada siswa yang mengundurkan diri namun jumlahnya tidak sebesar angka tersebut dengan alasan lain, bukan karena perundungan

“Ada banyak faktor alasan siswa mengundurkan diri karena tidak sanggup dengan sekolah berasrama dan disiplin ketat,” ucapnya.

BACA JUGA :  Temui KCD Wilayah III, Perwakilan Komite Mengadukan Terkait Pemicu Kekisruhan di SMAN 13 Bekasi

SMA Kebangsaan diketahui mengadopsi sistem ber-Asarama alias Boarding School mulai dari siswa hingga seluruh civitas akademika. Seluruh siswanya merupakan putra-putri terbaik dari setiap kabupaten yang berada di Lampung melalui tes penjaringan ketat dan berbasis prestasi.

Sementara terkait kejadian dua siswa lain berinisial AS dan DH yang menjadi korban perundungan, kepsek menyebut persoalan tersebut sudah selesai setelah mediasi dengan orang tua masing-masing siswa.

Termasuk juga kejadian yang menimpa siswa AS dan DH dengan terduga pelaku diduga ketua OSIS.***