Scroll untuk baca artikel
Politik

Kok Bisa, Siswa SMP Lancar Main Medsos Tapi Tak Lancar Baca

×

Kok Bisa, Siswa SMP Lancar Main Medsos Tapi Tak Lancar Baca

Sebarkan artikel ini
Puan Maharani Ketua DPR RI

WAWAINEWS.ID – Temuan ratusan peserta didik tingkat ekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng – Bali, yang belum dapat membaca dengan lancar tetapi lancar ber-media sosial (medsos) membuat terheran-heran Ketua DPR RI – Dr. (H.C) Puan Maharani.

Dia pun tak kuasa menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap temuan tersebut dengan mengatakan tidak mungkin Indonesia berbicara tentang kemajuan teknologi, ekonomi masa depan, dan SDM unggul, jika masih ada anak-anak SMP yang belum mampu membaca dengan lancar?.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Ini bukan sekadar isu pendidikan, ini adalah tantangan besar dalam upaya kita meningkatkan kesejahteraan rakyat,”kata Puan sebagaimana dilansir wawai News pada Minggu 27 April 2025.

BACA JUGA :  Partai Buruh Deklarasi Dukungan Dani Ramdan-Asep untuk Calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi

Seperti diketahui, ratusan SMP di Kabupaten Buleleng, Bali dilaporkan tidak bisa membaca dengan lancar. Temuan ini menjadi sebuah keprihatinan mengingat kemampuan membaca siswa seharusnya sudah tuntas sejak siswa duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Wakil Bupati (Wabup) Buleleng – Gede Supriatna berpandangan siswa SMP tersebut sulit membaca karena terlalu sering bermain media sosial (medsos) dan menyarankan agar penggunaan handphone (HP) di lingkungan sekolah dibatasi.

Puan sepakat dengan hal tersebut dan berharap temuan ini mendapat tindak lanjut secepatnya. Puan khawatir ketika hak dasar seperti literasi belum terpenuhi, maka hal tersebut akan berdampak pada masa depan anak-anak.

Kemampuan membaca merupakan fondasi dasar hidup masyarakat. Temuan di Buleleng Bali ini menjadi refleksi dari ketimpangan layanan pendidikan dan perlunya perhatian serius dari semua pemangku kepentingan.

BACA JUGA :  Warga Lampung Timur Diingatkan Tak Salah Pilih! Dawam: Kenapa Harus Milih Orang Jauh

“Ketika kemampuan membaca belum tercapai secara merata, kita harus introspeksi bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki dalam tata kelola pendidikan kita,” ucap Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Puan menyoroti lemahnya deteksi dini terhadap hambatan belajar hingga minimnya dukungan dari lingkungan keluarga dan sekolah sebagai faktor-faktor yang memperburuk situasi yang ada.

“Anak yang belum bisa membaca dengan baik bukan hanya mengalami tantangan secara akademis, tapi juga secara sosial dan emosional. Ini harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya tugas guru atau sekolah namun juga menjadi tugas bersama seluruh pihak terkait termasuk orang rumah,” tutup Puan.***