Scroll untuk baca artikel
Opini

Jokowi Dirusak Ijazah, Pendulum Menuju KDM?

×

Jokowi Dirusak Ijazah, Pendulum Menuju KDM?

Sebarkan artikel ini
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan kunjungan kerja ke Museum Batutulis di Kota Bogor, Senin (14/4/2025)

Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi

WAWAINEWS.ID – Reputasi Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi dirusak ijazah. Lembaga-lembaga resmi menyatakan ijazah yang dimilikinya asli: UGM & Kepolisian. Pernyataan itu tidak dipercaya penghujatnya.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Para penghujat menyenderakan dirinya pada doktrin: “ijasah Jokowi pasti palsu, kemungkinan sebaliknya harus diingkari”. Doktrin itu menggiring pada nalar logis: “isu ijazah hanyalah instrumen politik”. Untuk merusak reputasi, heritage atau eksistensi politik pihak-pihak yang didukung Jokowi.

Tampak tidak ada dorongan moral idealis dalam kasus ini. Tercermin dari kesengajaan pengingkaran atas lembaga-lembaga resmi itu. Jokowi Dirusak, Lembaga kredibel dan memiliki legal standing menyatakan keaslian tidaknya ijazah. Para penghujat mendeklarasikan kebenarannya sendiri. Mengabaikan kemungkinan kebenaran sebaliknya.

Lantas apa motivasi dibalik tudingan ijazah palsu itu?. Kita bisa mereka-rekanya saja. Bahwa muaranya ada pada kontestasi pilpres 2029. Isu ijazah merupakan perata jalan perebutan kandidasi 2029 itu.

Jokowi masih didukung public trust, kepercayaan publik. Ia memiliki jutaan pendukung sunyi. Tidak gaduh di medsos, akan tetapi efektif di bilik suara. Jokowi juga masih menjadi figur penting dalam kandidasi masa depan, pada sosok Gibran. Putranya. Kini ia masih menempati ruang istimewa dalam rezim Presiden Prabowo. Tidak menepi dan “madeg pandito”.

Kalkulasi sederhana: Gibran masih akan potensi sebagai kandidat cawapres 2029. Jika Prabowo berhalangan, tidak mencalonkan lagi, Gibran bisa menjadi kandidat presiden. Posisi inilah yang sedang diruntuhkan para pengusung isu ijazah palsu Jokowi.

BACA JUGA :  Indonesia Tanah Air Siapa?

Penghalang Prabowo satu-satunya adalah kebugaran fisik. Ketika kebugaran itu masih dimiliki, maka susah bagi siapapun menggeser posisinya sebagai kandidat terkuat 2029. Ia (Prabowo) figur paling dibutuhkan menghadapi masa perang global. Enam bulan pemerintahannya menunjukkan kecakapannya memandu Indonesia menari dalam percaturan global.

Secara sedikit melompat, kita bisa menyimpulkan: “isu ijazah palsu Jokowi adalah soal rebutan posisi cawares Prabowo di 2029”. Memang ada kemungkinan lain: skenario melemahkan pijakan politik Presiden Prabowo. Mematikan public trust Jokowi berarti memperlemah Presiden Prabowo. Probabilitas Prabowo untuk ditumbangkan pada 2029, menjadi lebih besar.

Pada kemungkinan pertama itu, jika kasus ijazah palsu adalah soal cawapres 2029, kita bisa menoleh pada Megawati. Siapa figur yang disiapkan untuk melanjutkan dinasti Megawati. Baginya, Jokowi tentu “anak haram politik”. Cawapres Prabowo 2029 haruslah dari dinasti Megawati.

BACA JUGA :  Bitung, Jauhkan dari Politik Aliran

Pada kemungkinan kedua: membuka jalan untuk menumbangkan Prabowo 2029, tersedia Anies Baswedan yang kini meredup cepat eksistensi politiknya. Bisa juga calon lain, termasuk calon yang diusung dari dinasti Megawati.

Kalkulasi-kalkulasi itu mengandaikan atmosfere politik berjalan stagnan. Tidak tercipta dinamika perubah situasi. Maka dua kemungkinan itu potensi terjadinya tetap sangat besar.

Akan tetapi faktanya pendulum situasi itu kini telah bergeser cepat. Muncul KDM, Kang Dedi Mulyadi, di Jawa Barat. Ia menjadi sosok dinantikan masyarakat luas. “Public trust”-nya sedang meningkat tajam.

Jabatan sebagai gubernur ia manfaatkan betul mewujudkan idealismenya. Ia publikasikan terbuka langkah-langkahnya. Sejauh ini sangat diminati publik. Bukan hanya sebatas lingkup Jawa Barat.

Jika Presiden Prabowo masih maju capres 2029, tidak menutup kemungkinan Dedi Mulyadi memiliki probability paling besar untuk mendampingi. Ia memiliki modal reputasi kepemimpinan pro rakyat. Sementara kandidat yang lain bermodal narasi pertengkaran. Kecuali KDM ingin mematangkan reputasi kepemimpinanya sebagai gubernur dua periode.

BACA JUGA :  Begini Sikap Gubernur dan Bupati terpilih Tentang Aksi Tolak Penutupan Tambang Ilegal di Subang

Jika Presiden Prabowo tidak maju capres 2029, KDM bisa menjadi salah satu figur paling diharapkan menjadi kandidat capres. Jika kita mengabaikan potsulat: “presiden harus orang Jawa”.

Ia memiliki laboratorium dalam mengaplikasikan kepemimpinan pro rakyat: di Jabar. Masyarakat menantikan kiprahnya dalam lingkup lebih luas. Menjadi Presiden.

Skenario isu ijazah palsu Presiden Jokowi bisa saja akan runtuh. Sia-sia. Target merebut capres-cawapres 2029 menjauh. Pendulum public trust sedang bergeser: menuju KDM. Pada dirinya terpancar ketulusan membela rakyat. Bukan hanya berebut kuasa. Ia sosok lebih diminati publik.

Keberhasilan mematikan public trust Jokowi, tidak serta merta bisa menggeser perubahan pendulum itu.Bagi masyarakat, isu ijazah palsu bisa jadi hanya buang-buang energi. Publik dipaksa mengikuti dan menanggapi dikursus yang tidak perlu. Tidak ada korelasinya dengan kebutuhan strategis bangsa. Termasuk persiapan menghadai perang global. Perang tarif adalah bagian perang itu.

Asia Selatan: India-Pakistan, sudah meletus. Bisa jadi menyusul Asia Timur. Indonesia harus bersiap ekstra menghadapi beragam kemungkinan itu.

• ARS – Jakarta (rohmanfth@gmail.com)