Catatan Harian Abdul Rohman Sukardi
WAWAINEWS.ID – Penegak keadilan merupakan pilar utama dalam ajaran Islam. Perintah untuk berlaku adil begitu sering diulang dalam sumber-sumber otoritatif keagamaan, baik dalam Al-Qur’an maupun hadits Nabi Muhammad Saw.
Allah Swt. berfirman:
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan…” (QS. An-Nahl [16]: 90)
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencian suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 8)
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, meskipun terhadap dirimu sendiri, ibu bapak, dan kaum kerabatmu…” (QS. An-Nisa’ [4]: 135)
Ayat-ayat lain yang menekankan prinsip keadilan antara lain:
“Jika engkau memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah di antara mereka dengan adil.” (QS. Al-Ma’idah: 42)
“Berlakulah adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil.” (QS. Al-Hujurat: 9)
“Apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil, meskipun terhadap kerabat.” (QS. Al-An’am: 152)
“Tuhanku menyuruh (berlaku) adil.” (QS. Al-A’raf: 29)
“Agar manusia dapat menegakkan keadilan.” (QS. Al-Hadid: 25)
Hadits Nabi juga mempertegas pentingnya keadilan:
“Seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku akan memotong tangannya.” (HR. Bukhari & Muslim)
“Hak setiap orang akan diminta pertanggungjawaban di hadapan Allah, bahkan terhadap seekor kambing.” (HR. Ahmad)
“Barang siapa yang berbuat zalim terhadap saudaranya, hendaklah meminta maaf darinya sebelum datang hari ketika dinar dan dirham tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi, no. 1329)
“Imam (pemimpin) adalah pengurus, dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyatnya.” (HR. Muslim)
“Bantu saudaramu yang menzalimi dan yang dizalimi…” Para sahabat bertanya, “Bagaimana kami membantu yang menzalimi?” Nabi menjawab, “Cegah ia dari kezaliman, itulah bantuannya.” (HR. Bukhari)
Makna dan Hakikat Keadilan
Secara bahasa, keadilan bermakna keseimbangan dan tidak berat sebelah. Dalam istilah syariat, keadilan adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya, memberikan hak kepada yang berhak secara proporsional, tanpa keberpihakan.
Beberapa definisi dari para ulama dan filsuf Muslim:
Imam Al-Ghazali: “Keadilan adalah keseimbangan antara akal, nafsu, dan amarah dalam diri manusia.”
Ibn Taymiyyah: “Segala sesuatu yang mendekatkan manusia kepada keadilan adalah bagian dari syariat, dan kezaliman bertentangan dengannya.”
Al-Farabi: “Masyarakat adil adalah yang seluruh anggotanya mendapat bagian sesuai perannya.”
Ciri-ciri Keadilan dalam Islam
- Tidak Memihak, bahkan terhadap diri sendiri:
“Jadilah kamu saksi karena Allah, meskipun terhadap dirimu sendiri…” (QS. An-Nisa: 135) - Menghindari Kezaliman:
“Sesungguhnya jalan (untuk menyiksa) itu hanyalah terhadap orang-orang yang berbuat zalim…” (QS. Ash-Shura: 42) - Berbasis Takwa:
“Berlaku adillah. Karena adil itu lebih dekat kepada takwa…” (QS. Al-Ma’idah: 8) - Proporsional:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al-Baqarah: 286)
Ganjaran bagi Para Penegak Keadilan
Islam menjanjikan balasan agung bagi mereka yang menegakkan keadilan:
“Sesungguhnya orang-orang yang adil di sisi Allah berada di atas mimbar dari cahaya…” (HR. Muslim, no. 1827)
“Tujuh golongan yang mendapat naungan Allah… di antaranya pemimpin yang adil.” (HR. Bukhari, no. 893)
“Satu hari pemimpin yang adil lebih baik daripada 60 tahun ibadah.” (HR. Abu Dawud)
“Barang siapa yang diberi amanah atas urusan kaum Muslimin lalu menipunya, maka neraka tempatnya.” (HR. Ahmad dan Hakim)
“Barang siapa mengambil hak orang lain secara zalim, ia akan diminta pertanggungjawaban di akhirat.” (HR. Muslim)
Penutup: Jalan ke Surga bagi Para Penegak Keadilan
Menilik semua ayat dan hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa jalan menuju surga terbuka lebar bagi siapa pun yang teguh menegakkan keadilan. Di tengah maraknya ketidakadilan, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan baik di Indonesia maupun di seluruh dunia perjuangan menegakkan keadilan bukan hanya tugas sosial, tapi juga jihad spiritual.
Penegakan hukum dan keadilan bukan sekadar profesi, melainkan jalan mulia menuju ridha dan surga Allah Swt. Maka, siapa pun yang mengemban amanah ini hendaknya tidak ragu, karena Allah telah membentangkan karpet merah untuk mereka di akhirat kelak.
ARS – Jakarta
(rohmanfth@gmail.com)