Scroll untuk baca artikel
AdvertorialZona Bekasi

Pertemuan Rutin PKK Kota Bekasi: Perkuat Pondasi Keluarga, Hadapi Lonjakan Kasus Kekerasan dari Akar

×

Pertemuan Rutin PKK Kota Bekasi: Perkuat Pondasi Keluarga, Hadapi Lonjakan Kasus Kekerasan dari Akar

Sebarkan artikel ini
Sebanyak 365 peserta yang terdiri dari pengurus PKK tingkat kota, kecamatan, kelurahan hingga para ketua PKK tingkat RW menghadiri pertemuan rutin yang digelar di Balai Patriot, Kota Bekasi, pada Rabu (16/7).

KOTA BEKASI – Di tengah meningkatnya kasus kekerasan fisik, verbal, hingga digital yang makin mengintai lingkungan masyarakat urban, Tim Penggerak PKK Kota Bekasi menggelar Pertemuan Rutin Pengurus PKK se-Kota Bekasi sebagai langkah strategis untuk memperkuat pondasi keluarga sebagai benteng perlindungan sosial yang paling awal.

Bertempat di Balai Patriot, Rabu (16/7/2025), sebanyak 365 peserta hadirterdiri dari pengurus PKK tingkat kota, kecamatan, kelurahan hingga para ketua PKK tingkat RW.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dengan mengangkat tema “Memperkuat Pondasi Keluarga sebagai Benteng Pertama dalam Pencegahan Kekerasan”, kegiatan ini menjadi lebih dari sekadar rutinitas melainkan forum konsolidasi kader perempuan dalam menghadapi tantangan sosial kontemporer yang makin kompleks.

BACA JUGA :  Seleksi Selesai, Reza Luthfi Digadang Jadi Dirut Perumda Tirta Bhagasasi

Ketua TP PKK Kota Bekasi, Wiwiek Hargono Tri Adhianto, dalam sambutannya, menggarisbawahi urgensi revitalisasi peran keluarga di tengah situasi sosial yang mengkhawatirkan.

“Keluarga adalah tempat pertama dan utama dalam membangun nilai-nilai kehidupan. Ketika keluarga kuat, maka masyarakat pun akan kuat,” tegasnya.

Wiwiek juga menegaskan bahwa kader PKK bukan sekadar pelengkap acara seremonial, tetapi justru garda terdepan dalam mendeteksi dini dan mengedukasi langsung keluarga-keluarga di tingkat akar rumput agar terhindar dari siklus kekerasan domestik maupun sosial.

Sebagai upaya memperkaya perspektif dan pendekatan berbasis data, kegiatan ini turut menghadirkan Elmamora, S.Si., M.Si, narasumber dari Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta.

BACA JUGA :  Bekasi Heboh Palang Pintu Kereta Bulak Kapal, KAI: “Itu Urusan Pemerintah, Bukan Kami”

Dalam paparannya, Elmamora menekankan pentingnya intervensi berbasis pendidikan keluarga, baik dalam aspek komunikasi, pengasuhan, hingga literasi digital—terutama menghadapi fenomena baru seperti kekerasan daring (cyberbullying), eksploitasi anak digital, dan pornografi anak.

“Jika rumah tidak mampu menjadi tempat aman, maka ruang publik tidak akan pernah cukup kuat melindungi,” ujarnya.

Pesan penting dari forum ini adalah bagaimana para kader PKK, khususnya di tingkat RW, mampu mengaktualisasikan hasil pertemuan dalam bentuk gerakan nyata di lingkungan masing-masing.

Edukasi preventif, pelatihan parenting, serta sosialisasi kanal pelaporan kekerasan harus menjadi bagian integral dari program kerja PKK ke depan.

Kegiatan ini diharapkan menjadi titik balik bahwa upaya perlindungan anak dan keluarga bukan melulu tanggung jawab negara melalui undang-undang, tapi dimulai dari ruang makan, ruang tamu, dan percakapan harian antarkeluarga.

BACA JUGA :  Buntut Dugaan Penggelembungan Suara, Ketua PPK Bekasi Timur Akhirnya di Nonaktifkan

Tidak cukup dengan satu pertemuan, diperlukan kesinambungan program, pelaporan kasus kekerasan secara real-time, serta penguatan jejaring antara PKK, Puskesmas, sekolah, dan aparat kewilayahan.

Kota Bekasi yang padat dan dinamis tidak bisa ditangani dengan pendekatan biasa-biasa saja. Diperlukan sistem kerja terpadu antara edukasi, advokasi, dan intervensi cepat.(ad)***