TANJUNGPINANG — Ribuan warga memadati Lapangan Pamedan pada Minggu (20/7) pagi, bukan untuk nonton konser K-pop atau antre bansos, tapi untuk sesuatu yang lebih mulia Semarak Muharram 1447 H yang dirangkai dengan Tabligh Akbar dan Penggalangan Dana Peduli Palestina.
Acara yang diselenggarakan oleh Tim Tanjungpinang Peduli Palestina ini mendadak menjadi panggung akbar solidaritas, di mana derai air mata, pekikan takbir, dan semangat kemanusiaan bersatu dalam satu simpul, membela Palestina yang terus dibantai, sementara dunia pura-pura tuli.
Turut hadir, Gubernur Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad kali ini bukan untuk gunting pita atau hadiri seremoni pembangunan tugu tapi memberikan sambutan penuh makna.
Dalam orasinya, ia menyinggung memori sejarah yang mungkin sudah dilupakan sebagian generasi rebahan: dukungan Palestina atas kemerdekaan Indonesia.
“Kita tidak boleh melupakan bahwa Palestina adalah salah satu negara pertama yang mendukung kemerdekaan kita. Bahkan sebelum kita merdeka, tokoh Palestina seperti KH Muhammad Amin Al-Husaini sudah menyuarakan dukungan penuh bagi bangsa ini,” ucap Gubernur, sembari mengingatkan bahwa solidaritas bukan sekadar kata tapi tindakan nyata.
Ansar menyampaikan donasi pribadi sebesar Rp50 juta ya, dari kantong sendiri, bukan APBD bersama istrinya, dan Rp60 juta tambahan dari peringatan 1 Muharram lalu.
Ia juga mengajak jajaran Pemprov Kepri agar jangan hanya pandai bikin spanduk peduli Palestina, tapi juga buka dompet.
“Kalau tak bisa bantu dengan harta, bantu dengan doa. Tapi kalau mampu dan tetap diam, itu bukan netral itu colongan support ke pihak penindas,” sentil Ansar yang disambut tepuk tangan hadirin dan beberapa batuk malu dari yang tak bawa amplop.
Di atas podium, Ustadz Derry Sulaiman tampil tak kalah menggugah. Dengan gaya khasnya, ia membakar semangat jamaah agar tidak membiarkan dompet jadi saksi bisu kebekuan hati.
“Kalau tak bisa kasih harta, kasih doa. Tapi jangan pura-pura tak tahu. Gaza bukan trending topik sesaat. Ini luka kemanusiaan yang tak kunjung sembuh,” ujar Derry, yang berhasil membuat banyak hadirin terdiam… lalu menangis, lalu buka dompet.
Ustadz Derry juga menyindir dunia internasional yang “terlalu sibuk” dengan urusan internal, hingga lupa bahwa ada anak-anak yang tidur di bawah reruntuhan di Gaza.
Namun di balik kezaliman itu, ia menyorot sisi lain ribuan orang di dunia justru menemukan cahaya Islam lewat keteguhan rakyat Palestina.
Acara ini ditutup dengan lelang amal, bukan lelang jabatan. Lukisan karya Derry, tanjak Melayu bermotif Palestina, dan jilbab edisi khusus Palestina menjadi bintang panggung.
Hasilnya? Seluruh donasi akan disalurkan lewat Baznas Tanjungpinang. Satu sen pun tak mampir ke saku panitia, setidaknya itu janji mereka.
Hadir juga dalam acara penuh makna ini, Ketua TP-PKK Kepri Hj. Dewi Kumalasari, Wali Kota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah, Wakil Wali Kota Raja Ariza, Ketua DPRD, Baznas, MUI, dan para tokoh agama.
Mereka tidak hanya hadir sebagai simbol, tapi ikut serta dalam gerakan mengubah duka menjadi aksi nyata.
Karena di tengah dunia yang terlalu sibuk dengan konten viral dan gosip selebriti, suara kemanusiaan meski lirih masih layak untuk dijaga tetap nyaring. Dan pagi itu, di Lapangan Pamedan, suara itu terdengar sangat jelas.***