Scroll untuk baca artikel
Lingkungan Hidup

Wali Kota Bekasi Wajibkan UMKM Kantin Kumpulkan Minyak Jelantah Mulai Pekan Depan

×

Wali Kota Bekasi Wajibkan UMKM Kantin Kumpulkan Minyak Jelantah Mulai Pekan Depan

Sebarkan artikel ini
Tri Adhianto menerima kunjungan perwakilan Asosiasi Internasional One Earth One Ocean (AIOE2O), yang bergerak di bidang lingkungan hidup di Pekayon Jaya 21 Oktober 2024.
Tri Adhianto menerima kunjungan perwakilan Asosiasi Internasional One Earth One Ocean (AIOE2O), yang bergerak di bidang lingkungan hidup di Pekayon Jaya 21 Oktober 2024.- foto doc

KOTA BEKASI – Kalau Anda berpikir minyak jelantah cukup disaring lalu dipakai ulang tiga kali sampai gorengan jadi berasa solar, kini saatnya berpikir ulang.

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, tidak sedang main-main. Mulai pekan depan, seluruh UMKM kantin di lingkungan Pemkot Bekasi diwajibkan mengumpulkan minyak jelantah bekas pakai.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Penegasan ini disampaikan Tri saat meninjau kegiatan rutin Bank Sampah Induk Patriot (BSIP), Jumat (25/7/2025). Kegiatan yang biasanya cuma dipenuhi timbangan kardus dan botol plastik, kali ini naik level minyak sisa penggorengan ikut masuk hitungan.

“Saya minta mulai Jumat depan, empat lokasi perkantoran Pemkot sudah siap. Drum pengumpul minyak harus tersedia. Jangan sampai minyak malah lari ke got, bikin saluran air kita berasa gorengan lima hari yang lalu,” ujar Tri.

BACA JUGA :  Pembersihan Pulau Sampah di Citarum Jembatan Babakan Sapaan, Butuh Waktu 7 Hari

Lokasi yang dimaksud:

  • Kantor Wali Kota Jalan Ahmad Yani
  • Gedung Papak Juanda
  • Dinas Pendidikan
  • Gedung Teknis Bersama (GTB)

Semua UMKM kantin di lokasi tersebut wajib setor jelantah. Kalau enggan? Siap-siap jadi topik utama grup WhatsApp Satpol PP.

Selama ini, banyak pelaku usaha makanan memilih jalan pintas: buang minyak ke saluran air. Murah, cepat, tapi efeknya? Saluran mampet, nyamuk pesta pora, dan got jadi kolam aroma “minyak bekas goreng bakwan”.

Padahal, kata Tri, minyak jelantah punya masa depan cerah—bisa diolah jadi biodiesel, sabun, bahkan lilin. Sayangnya, kita lebih suka buang daripada olah. Mirip hubungan toxic yang tak kunjung selesai.

“Ini bukan hanya soal lingkungan, tapi juga pola pikir. Kalau dibuang, ya jadi limbah. Kalau dikumpulkan, bisa jadi sumber daya,” tegasnya, sambil menambahkan bahwa BSIP akan menjadi koordinator utama pengelolaan minyak ini.

BACA JUGA :  50 Tahun PSM, Dari Relawan Senyap Jadi Garda Terdepan Kesejahteraan Sosial Kota Bekasi

Langkah Kecil, Dampak Besar
Kebijakan ini bukan sekadar urusan kantin gorengan. Ini adalah upaya nyata Pemkot Bekasi untuk:

  • Menekan pencemaran saluran air
  • Mendorong ekonomi sirkular berbasis limbah
  • Mengubah perilaku UMKM dan warga terhadap pengelolaan sampah cair

Mungkin masih banyak yang anggap enteng minyak bekas. Tapi justru dari titik-titik kecil seperti ini perubahan besar bisa terjadi. Jangan tunggu sampai ikan got pakai sunblock karena airnya sudah berminyak.***