KOTA BEKASI – Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mendadak muncul di markas besar Satpol PP Kota Bekasi untuk memastikan pasukan penertib tidak cuma jago baris-berbaris dan angkat HT, Selasa 29 Juli 2025.
Dalam sidak yang katanya “mendadak” tapi entah kenapa personel Satpol PP terlihat rapi jali dan aromanya wangi, Tri langsung menyaksikan briefing ala semi-militer.
Momen itu tak disia-siakan. Di hadapan para penjaga perda, Tri menyampaikan pesan moral dan logika tata kota, dibungkus gaya motivator langganan acara 17-an RW.
“Satpol PP itu bukan sekadar penertib baliho nyasar dan pedagang cilok liar. Kalian adalah garda terdepan peradaban urban!”ungkap Tri dalam arahannya.
Tri menekankan, penertiban bangunan liar bukan cuma soal menegakkan aturan, tapi menyelamatkan ruang kota dari mutasi bentuk liar urban planning yang kadang lebih mirip level hard game SimCity.
Ia juga mengingatkan agar penertiban dilakukan dengan pendekatan “humanis” karena kalau pakai pendekatan “jurassic”, bisa-bisa warga kabur duluan sambil live TikTok.
“Tegas boleh, tapi jangan kayak preman bertoga. Kita harus pakai hati, bukan hanya palu dan lakban garis kuning. Bangunan liar itu liar, tapi manusianya tetap warga kita,” ujar Tri.
Ia menegaskan, jangan ada penertiban yang setengah hati. Kalau perlu, lebih baik setengah galon ketimbang setengah penertiban. Soalnya, bangunan liar yang dibiarkan bisa tumbuh subur seperti benalu atau lebih parah, seperti grup WA RT yang tidak bisa keluar darinya.
“Bekasi ini rumah bersama, bukan tempat pamer ego. Kalau ada satu orang bangun kios di trotoar seenaknya, maka itu bukan kreativitas, tapi sabotase kenyamanan publik,” imbuhnya dengan gaya seperti dosen pembina KKN.
Tri berharap, setelah pengarahan ini, Satpol PP tak hanya jago saat ada kamera TV dan wartawan, tapi juga saat warga teriak, “Pak, itu bangunan udah dua tahun numpang di saluran air!”
Sebagai penutup, Wali Kota menyisipkan pesan penuh filosofi:
“Jangan biarkan Bekasi jadi kota tanpa ruang bernapas. Kita bukan bikin jungle beton, kita sedang membangun rumah untuk masa depan yang tertib dengan bonus, bebas dari tenda biru dadakan.”***