KOTA BEKASI – Kesabaran anggota Komisi IV DPRD Kota Bekasi tampaknya sudah berada di ujung tanduk. Mereka mendesak Pemkot Bekasi untuk memberlakukan aturan ketat: setiap Kepala Puskesmas (Kapus) wajib memiliki STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktik).
Bagi legislatif, dua “surat sakti” itu bukan sekadar formalitas atau hiasan dinding, tapi bukti nyata bahwa pemimpin puskesmas benar-benar punya kompetensi di bidang kesehatan bukan sekadar jago tanda tangan berkas dan memimpin rapat mingguan.
“Bagaimana mungkin memimpin puskesmas tanpa STR-SIP? Ini bukan cuma soal manajemen, ini soal nyawa orang,” tegas Achmad Rivai, politisi PAN, Kamis (14/8/2025), dengan nada seperti dokter senior yang baru saja memergoki perawat salah memasang infus.
Rivai bahkan mengungkap fakta lapangan yang membuat kening berkerut: ada Kapus yang di bawah kepemimpinannya puskesmas justru penuh masalah mulai dari obat kedaluwarsa yang lolos edar, hingga dana insentif tenaga kesehatan yang “nyangkut entah di mana”.
“Kapus itu harus jadi solusi, bukan babak tambahan dalam daftar masalah,” sindirnya.
Nada senada datang dari koleganya, Ahmadi alias Bang Madonk. Ia mengibaratkan puskesmas sebagai “benteng pertama” kesehatan masyarakat.
“Kalau Kapus tidak punya STR-SIP, sama saja kita berharap keamanan kota dijaga satpam tanpa seragam dan tanpa pelatihan,” ujarnya.
Menurut Bang Madonk, kemampuan manajerial saja tidak cukup. Memimpin puskesmas bukan hanya soal bikin jadwal piket atau pesan ATK. Kapus harus paham sisi klinis dan administrasi sekaligus.
“Kasus di puskesmas kita sudah jadi bukti nyata, tanpa sertifikasi pelayanan bisa bablas,” tekannya.
DPRD pun meminta Pemkot Bekasi segera merevisi regulasi rekrutmen Kapus. STR dan SIP harus menjadi syarat mutlak.
“Kalau syarat ini diabaikan, sama saja kita menitipkan kesehatan warga ke orang yang mungkin cuma lulus workshop sehari,” kata Rivai.
Ia menutup pernyataan dengan analogi yang cukup menampar logika:
“Memimpin puskesmas tanpa STR-SIP itu seperti jadi koki tanpa tahu cara masak cuma modal sendok dan topi chef.”***