Scroll untuk baca artikel
LampungOlahraga

Bupati Lamtim Lepas Forsgi U-10 & U-12: Pidato Penuh Semangat, Fasilitas Masih Seadanya

×

Bupati Lamtim Lepas Forsgi U-10 & U-12: Pidato Penuh Semangat, Fasilitas Masih Seadanya

Sebarkan artikel ini
Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah kembali memimpin acara pelepasan tim Forsgi U-10 dan U-12 menuju Piala Gubernur Lampung 2025, Selasa (02/09/2025).- foto doc

LAMPUNG TIMUR – Jika ada cabang olahraga paling konsisten di republik ini, mungkin bukan sepak bola atau bulutangkis, melainkan “seremoni pelepasan kontingen”.

Kali ini, Bupati Lampung Timur Ela Siti Nuryamah kembali memimpin acara pelepasan tim Forsgi U-10 dan U-12 menuju Piala Gubernur Lampung 2025, Selasa (02/09/2025).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Dengan latar spanduk besar, barisan pejabat Forkopimda yang siap bertepuk tangan, serta kamera-kamera yang tak pernah absen, acara ini berjalan sebagaimana mestinya, khidmat, formal, dan penuh kalimat normatif.

“Anak-anakku semua adalah kebanggaan Lampung Timur. Bertandinglah dengan penuh semangat, junjung tinggi sportivitas, dan tunjukkan kemampuan terbaik,” ujar Bupati Ela dengan gaya oratoris, seolah kalimat itu adalah strategi taktik pressing dan ball possession.

Ironinya, semangat besar itu sering kali tak sebanding dengan dukungan nyata. Banyak lapangan di kecamatan Lampung Timur masih seperti sawah kering, bola yang dipakai anak-anak sudah kempes separuh, dan seragam seringkali hasil patungan orang tua.

Tapi demi pencitraan, seremoni tetap jalan karena foto Bupati melepas kontingen dianggap lebih penting ketimbang memastikan anak-anak punya lapangan layak.

Forsgi Lampung Timur yang terdiri dari bocah-bocah hasil seleksi desa ini jelas punya mimpi besar. Mereka ingin berprestasi, mungkin kelak masuk timnas. Tapi jalan ke sana penuh lubang: minimnya pembinaan, birokrasi olahraga yang sering jadi ajang “jatah proyek”, dan politik olahraga yang lebih sibuk urusan jabatan ketimbang pemain muda.

Turnamen Piala Gubernur Lampung 2025 sendiri akan digelar di Lapangan Sepak Bola UIN Raden Intan, Bandar Lampung, 5–7 September mendatang. Dari sanalah biasanya lahir dua hal:

  1. Anak-anak berbakat yang kemudian hilang karena sistem pembinaan tidak jelas.
  2. Foto pejabat yang rajin dipamerkan di baliho dengan tagline “Peduli Olahraga Usia Dini”.

Acara pelepasan ditutup dengan doa bersama dan yel-yel pemain. Anak-anak berteriak lantang ingin mengharumkan nama daerah, sementara para pejabat pulang dengan wajah lega, satu lagi seremoni sukses digelar, pencitraan aman, media sudah meliput.

Karena di negeri ini, seringkali yang paling juara bukan atletnya, melainkan politik seremoninya.***

SHARE DISINI!