JAKARTA — Akhirnya teka-teki laptop “setengah dewa” Chromebook di Kemendikbudristek terjawab. Mantan Mendikbudristek sekaligus founder Gojek, Nadiem Anwar Makarim, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam kasus dugaan korupsi pengadaan laptop.
Tak tanggung-tanggung, negara tekor hampir Rp 2 triliun, cukup buat beliin seluruh murid SD di Indonesia laptop gaming terbaru plus headset RGB.
“Untuk kepentingan penyidikan, tersangka NAM ditahan 20 hari ke depan di Rutan Salemba,” kata Direktur Penyidikan (Dirdik) Jampidsus Kejagung, Nurcahyo Jungkung Madyo, Kamis (4/9/2025).
Laptop Harga Sultan, Hasilnya Debu
Program digitalisasi pendidikan yang digagas periode 2019–2022 itu seharusnya bikin anak-anak sekolah melek teknologi.
Tapi yang ada, laptop yang dibeli malah bikin mata sakit karena lemot, sementara uang rakyat raib bak sinyal gratisan.
“Kerugian negara Rp 1,98 triliun. Masih dihitung lagi sama BPKP, jangan-jangan bisa nambah,” lanjut Nurcahyo.
Nadiem sebelumnya sudah tiga kali dipanggil penyidik. Dua kali datang dengan gaya kalem, satu kali pulang dengan status baru: tersangka + tahanan Salemba.
Sebagai langkah antisipasi, Kejagung sudah lebih dulu mencegah Nadiem ke luar negeri sejak 19 Juni 2025. Jadi, tiket one-way ke Silicon Valley resmi hangus.
Tersangka Bukan Nadiem Saja
Nadiem tidak sendirian. Ada empat nama lain yang ikut terseret dalam proyek laptop yang konon lebih mahal dari iPhone tapi performa kalah sama HP kentang:
- Sri Wahyuningsih, eks Direktur Sekolah Dasar,
- Mulyatsyah, eks Direktur SMP,
- Jurist Tan, stafsus Mendikbudristek,
- Ibrahim Arief, konsultan perorangan alias tukang kasih “rekomendasi teknis” yang entah teknis atau taktis.
Barang bukti pun sudah disita. Tapi entah berapa laptop yang masih hidup dari proyek itu—kemungkinan besar sudah berubah jadi tumpukan besi tua di gudang sekolah.
Laptop ini awalnya dijual dengan label “Chromebook Merdeka Belajar”. Nyatanya, justru merdekakan uang rakyat dari kas negara.
Kalau dirinci, harga per unit bisa bikin anak-anak berharap “Mending beliin kami PlayStation aja, Pak Menteri.”
Kasus ini bukan sekadar soal laptop lemot, tapi juga birokrasi super gesit kalau urusan menguapkan uang. Kini, Nadiem Makarim resmi mencatat sejarah: dari Gojek ke Go Jail.***