Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Bekasi Heboh! Makan Bergizi Gratis Kok Jadi “Makan Bakteri Gratis”?

×

Bekasi Heboh! Makan Bergizi Gratis Kok Jadi “Makan Bakteri Gratis”?

Sebarkan artikel ini
Foto: Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meresmikan operasional Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Yayasan Garuda Biru Indonesia di Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (30/6/2025)
Foto: Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meresmikan operasional Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Yayasan Garuda Biru Indonesia di Jatiasih, Kota Bekasi, Senin (30/6/2025)

KOTA BEKASI – Lagi-lagi program Makan Bergizi Gratis (MBG) bikin heboh. Setelah sebelumnya muncul kabar ada menu bergizi yang kedapatan “berbonus ulat”, kini giliran enam siswa SDN Kota Baru III, Bekasi Barat, harus dilarikan ke IGD RS Ananda, Kamis (2/10/2025), usai menyantap menu MBG.

Gejalanya klasik, sakit perut, muntah, lemas. Alias makan enak, pulang ke rumah sakit.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Menu hari itu padahal terdengar aman dan biasa saja makaroni, pasta, jagung, plus semangka. Tapi ternyata ada “kejutan rasa asam” yang bikin guru penanggung jawab MBG, Syamsudin, langsung curiga.

“Saya coba dulu, memang ada yang asam. Saya sampaikan ke anak-anak jangan dimakan kalau asam. Eh, ada yang tetap coba, akhirnya masuk perut, ya kena juga,” kata Syamsudin.

Tapi namanya juga anak-anak, dikasih permen asem aja seneng. Jadi wajar kalau semangka asem juga dicoba. Bedanya, yang ini bikin ngantri ke rumah sakit, bukan ke warung sebelah.

163 Siswa, 6 Tumbang

Sebelum insiden, sudah ada 163 siswa sesi pagi yang kebagian menu yang sama. Untungnya hanya enam anak yang tumbang. Kalau enggak, IGD RS Ananda bisa berubah jadi kelas darurat.

Syamsudin juga memastikan, makanan datang pukul 08.30 WIB, dan dimakan sekitar pukul 09.15 WIB. Artinya, fresh from katering belum tentu fresh di perut. Apalagi kateringnya disebut-sebut berlokasi di kawasan Danau Harapan Baru. Yah, kalau harapannya makanan sehat, kenyataannya malah dapat “danau bakteri baru”.

Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama Kepala Dinas Kesehatan langsung turun tangan. Biaya perawatan keenam siswa ditanggung pemerintah. Kalau urusan biaya sih aman. Tinggal soal reputasi program MBG yang sekarang lebih mirip singkatan Makan Bakteri Gratis.

Dinas Pendidikan dan pihak sekolah juga berencana mengevaluasi program ini. “Kalau kasus seperti ini, kemungkinan program ditunda dulu biar aman,” ujar Syamsudin.

Nah, ini dia. Program yang dari awal dimaksudkan bikin anak-anak sehat malah berpotensi melahirkan generasi “dokter cilik” yang hafal jalur IGD.

Programnya gratis, tapi efek sampingnya bisa mahal untung ditanggung pemerintah. Coba kalau enggak? Bisa jadi orang tua malah menyesal, “Anak saya sehat-sehat aja sebelum makan gratis, kok sekarang jadi pelanggan rumah sakit?”

Kalau pemerintah serius, evaluasi katering harus ketat. Jangan sampai Bekasi terkenal bukan karena inovasi, tapi karena berhasil mencetak rekor program makan bergizi dengan varian rasa paling unik: ulat, asam, dan bakteri.***

SHARE DISINI!