Scroll untuk baca artikel
Pertanian

Wow! Inovasi Teknik Sambung dan BBM Hasilkan Varietes Singkong Unggul dengan Produktivitas Diatas Rata-rata Nasional

×

Wow! Inovasi Teknik Sambung dan BBM Hasilkan Varietes Singkong Unggul dengan Produktivitas Diatas Rata-rata Nasional

Sebarkan artikel ini
Universitas Lampung (Unila) mengembangkan inovasi teknik penyambungan singkong karet dengan singkong Garuda menggunakan metode Budidaya Berbasis Mikroba (BBM). - foto doc Unila

BANDAR LAMPUNG – Tim peneliti Universitas Lampung (Unila) kembali mencatatkan capaian penting dalam riset pertanian. Melalui inovasi teknik sambung singkong karet dan singkong Garuda yang dipadukan dengan metode Budidaya Berbasis Mikroba (BBM), Unila berhasil menghasilkan varietas singkong unggul dengan produktivitas yang jauh melampaui rata-rata nasional.

Panen perdana hasil inovasi ini dilaksanakan di Kelurahan Rajabasa Raya, Bandar Lampung, dengan dihadiri Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM, ASEAN Eng., Wakil Rektor Bidang Akademik Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, M.T., Ketua tim peneliti Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., serta Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. Turut hadir pula perwakilan Pemerintah Provinsi Lampung melalui Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura, Elvira Umihanni, S.P., M.T.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Ada pun metode yang dikembangkan mengadaptasi teknik grafting Mukibat, yaitu penyambungan batang atas singkong karet dengan batang bawah singkong Garuda.

Kombinasi ini terbukti meningkatkan pertumbuhan dan daya simpan tanaman, sekaligus menghasilkan bobot ubi segar yang sangat signifikan.

Hasil panen menunjukkan produktivitas mencapai 200 ton per hektare, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata produktivitas singkong di Lampung yang berkisar 24–26 ton per hektare.

Tidak hanya kuantitas, kualitas ubi pun meningkat, dengan kadar pati relatif tinggi antara 24–27%, sehingga potensial untuk kebutuhan industri pangan maupun nonpangan.

Selain inovasi teknik sambung, penelitian ini juga mengintegrasikan pemupukan organik berbasis mikroba.

Limbah organik diolah menjadi pupuk yang diperkaya dengan delapan jenis mikroba fungsional, yang mendukung kesehatan tanah, efisiensi penyerapan nutrisi, dan daya tahan tanaman terhadap penyakit.

Pendekatan terpadu ini bukan hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga mendukung praktik pertanian berkelanjutan dengan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Prof. Wan Abbas Zakaria menegaskan bahwa inovasi ini ke depan akan difokuskan pada penyediaan bibit unggul untuk petani. “Tahap awal ini menjadi fondasi. Selanjutnya, tim peneliti bersama pemerintah akan memperluas sosialisasi dan distribusi bibit agar dapat dimanfaatkan secara masif oleh petani,” ujarnya.

Rektor Unila, Prof. Lusmeilia Afriani, menyampaikan apresiasi terhadap capaian para peneliti. “Inovasi ini adalah bukti nyata bahwa Unila tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga memberikan solusi langsung untuk kebutuhan masyarakat. Kami bangga memiliki profesor yang mampu menghasilkan penelitian aplikatif yang berdampak luas,” tuturnya.

Dengan keberhasilan ini, Universitas Lampung menegaskan perannya sebagai pusat riset yang berkontribusi pada pembangunan sektor pertanian, khususnya dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

Inovasi singkong unggul ini diharapkan menjadi alternatif solusi bagi petani Lampung dalam meningkatkan kesejahteraan sekaligus memperkuat daya saing komoditas lokal di tingkat global.

SHARE DISINI!