Scroll untuk baca artikel
Budaya

KDM: Indonesia Bertahan Karena Budaya

×

KDM: Indonesia Bertahan Karena Budaya

Sebarkan artikel ini
Dedi Mulyadi Gubernur Jabar

BANDUNG – Di balik riuh zaman yang serba cepat dan keras, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kembali mengingatkan: alasan utama Indonesia tetap berdiri hingga hari ini bukan semata kekuatan ekonomi atau senjata, melainkan budaya.

Dalam peresmian Pusat Bantuan Hukum (Pusbankum) Desa/Kelurahan se-Jawa Barat di Gedung Sabuga, Kota Bandung, Kamis (2/10/2025), Dedi menegaskan pentingnya menempatkan adat dan kearifan lokal sebagai fondasi kehidupan berbangsa.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Budaya adalah akar kita. Karena itulah hari Senin nanti akan terbit Peraturan Gubernur tentang Lembaga Adat Desa, yang juga mengatur peradilan adat,” ujarnya, dengan nada yang lebih menyerupai wejangan budaya ketimbang sekadar pidato birokrasi.

Bagi Dedi, hukum bukan sekadar teks undang-undang, tapi juga perasaan yang hidup di tengah masyarakat. Ia menekankan, memimpin tak cukup dengan kecerdasan otak, tetapi harus dibarengi dengan kecerdasan hati.

“Cerdas itu bukan hanya di kepala, tapi juga di rasa,” ungkapnya.
Karena itu, sebelum aturan resmi lahir, ia telah mengirimkan 200 pengacara ke pelosok Jawa Barat untuk mendampingi masyarakat menghadapi persoalan hukum.

Dedi juga menyinggung tentang pos pengaduan di rumah pribadinya yang setiap hari dipenuhi warga dari berbagai daerah. Fenomena ini, katanya, justru menjadi tanda bahwa sebagian aparat desa, lurah, dan camat kurang peka pada suara rakyatnya.

Sebagai jawaban, ia menggagas Gerakan Poe Ibu atau Sapoe Sarebu—sebuah bentuk gotong royong modern: iuran dari warga dan aparat pemerintah yang dikumpulkan di satu tempat yang disepakati, untuk mengatasi persoalan sosial secara langsung.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Hukum RI Supratman Andi Agtas mengapresiasi langkah cepat pembentukan Pos Bantuan Hukum Desa/Kelurahan di Jabar, yang hanya memakan waktu seminggu.

“Ini bisa terjadi karena gubernurnya nyambung dengan para kepala desa dan lurah,” katanya.

Pernyataan ini sekaligus menegaskan bahwa kunci keberlangsungan sebuah bangsa bukan semata regulasi formal, melainkan keintiman relasi antara pemimpin, rakyat, dan budaya yang mengikatnya.

Jika dunia modern sering membanggakan teknologi dan kekuatan materi, Dedi Mulyadi justru mengingatkan bahwa Indonesia bisa bertahan berabad-abad karena satu hal: budaya yang menumbuhkan rasa, solidaritas, dan kebersamaan.

Dalam logika budaya, hukum bukan hanya soal siapa yang salah atau benar, tapi bagaimana masyarakat bisa kembali rukun, kembali seimbang, kembali menemukan harmoni.

SHARE DISINI!