KOTA BEKASI – Setelah heboh kasus dugaan keracunan massal dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di salah satu sekolah dasar, Wakil Wali Kota Bekasi Abdul Harris Bobihoe langsung turun tangan.
Tak mau program nasional itu berubah jadi “mimpi buruk massal,” ia menegaskan bahwa setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wajib memenuhi standar higienitas dan disiplin ketat dalam pengelolaan makanan.
Pernyataan itu disampaikan Harris saat meresmikan SPPG Yayasan Mengaji Jabal Haq, di Kelurahan Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Sabtu (5/10/2025).
“Saya mau pastikan, dapur MBG bukan tempat eksperimen rasa. Semua prosesnya harus higienis, sehat, dan bergizi bukan sekadar kenyang,” tegas Harris dengan nada separuh serius, separuh mengingatkan.
Kedatangan orang nomor dua di Kota Bekasi itu bukan sekadar seremonial gunting pita. Ia meninjau langsung dapur, peralatan, hingga proses pengemasan makanan.
“Anak-anak sehat, semangat belajar meningkat bukan malah bolos karena perut mulas,” ujarnya, yang disambut tawa ringan para tamu undangan.
Selain soal gizi, Harris juga menyoroti dampak ekonomi lokal dari keberadaan dapur SPPG. Ia menilai, program MBG bisa menjadi “multivitamin sosial-ekonomi” menyerap tenaga kerja warga sekitar dan menggerakkan roda ekonomi kecil.
“Kalau dapur bersih, perut kenyang, ekonomi pun berputar. Nah, itu baru namanya gotong royong yang bergizi,” katanya.
Namun, ia juga mengingatkan agar pengelola tidak lalai. “Tahapan produksi makanan harus disiplin, higienitas dijaga, jangan sampai ada bahan makanan yang salah tanggal atau salah nasib,” ujarnya dengan satire halus.
Wawali Harris meminta pengawasan program MBG terus diperketat dan dilakukan secara kolaboratif.
“Semua pihak harus ikut ngawasin, jangan cuma nunggu viral dulu baru ribut. Ini program nasional, masa kalah sama dapur online yang bisa review bintang lima?” sindirnya.
Menutup kunjungannya, Harris menegaskan kembali optimismenya terhadap program MBG.
“Dengan pengelolaan yang baik, saya yakin MBG bisa jadi bahan bakar prestasi anak-anak Bekasi bukan bahan berita karena salah racik,” pungkasnya sambil tersenyum.***