PESISIR BARAT — Si jago merah kembali menunjukkan superioritasnya di hadapan bangunan kayu dan triplek. Kali ini, korbannya adalah gedung Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama (MTS NU) di Kelurahan Pasar Krui, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat, yang ludes dilahap api pada Minggu (12/10/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.
Api yang diduga berasal dari korsleting listrik di tiang PLN ini bergerak lebih cepat daripada respon WiFi di sekolah negeri.
Hitungan menit, bangunan dua lantai itu yang berisi sembilan ruang belajar dan satu ruang guru langsung berubah fungsi dari tempat belajar menjadi “tempat pembakaran massal kenangan sekolah”.
Menurut warga sekitar, api awalnya cuma ‘iseng’ muncul kecil di kabel PLN, tapi lima menit kemudian langsung berubah jadi naga api yang mengamuk.
“Awalnya cuma ngelihat asap tipis, eh pas balik badan udah kayak neraka mini,” ujar seorang warga sambil menenteng ember yang isinya sudah habis lebih dulu daripada airnya.
Saat tim Damkar Pesisir Tengah tiba di lokasi, api sudah berpesta pora di lantai dua. Petugas pemadam bersama warga akhirnya bahu-membahu satu menyemprot air, yang lain menyemprot doa.
Untungnya, api berhasil dicegah agar tidak merembet ke bangunan lain, termasuk rumah warga yang lokasinya bersebelahan dengan sekolah.
Belum ada laporan korban jiwa, tapi kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah, belum termasuk kehilangan nilai historis papan tulis dan meja yang sudah menemani puluhan ujian.
Pihak madrasah dan PLN masih akan menyelidiki penyebab pasti kebakaran, namun warga sudah punya “vonis sosial”:
“Kalau bukan korsleting, ya kabelnya yang kepanasan lihat anak-anak belajar,” celetuk warga lain yang menolak disebut namanya karena sedang menjemur seragam sekolah anaknya yang ikut bau asap.
Kini, yang tersisa dari MTS NU Pasar Krui hanyalah puing-puing, abu, dan pelajaran berharga bahwa kayu dan kabel listrik adalah kombinasi yang sebaiknya tidak dijodohkan.***