Scroll untuk baca artikel
Lingkungan HidupZona Bekasi

Gunungan Sampah di Belakang Proyek Revitalisasi Pasar Kranji Akhirnya Bersih

×

Gunungan Sampah di Belakang Proyek Revitalisasi Pasar Kranji Akhirnya Bersih

Sebarkan artikel ini
Kepala UPTD Pasar Kranji Baru, Bekasi Barat memantau langsung pelaksanaan pengangkutan tumpukan sampah di belakang proyek revitalisasi, saat ini sampah sudah steril, Minggu 19 Oktober 2025 - foto doc

KOTA BEKASI – Tumpukan sampah yang sempat menggunung di belakang proyek revitalisasi Pasar Kranji Baru, Bekasi Barat, akhirnya diangkut bersih oleh petugas gabungan, Minggu (19/10/2025). Sebanyak dua belas truk dan satu alat berat mini dikerahkan untuk memindahkan puluhan ton sampah ke TPA Sumur Batu, Bantargebang.

Kepala UPTD Pasar Kranji, Agus Sudrajat, menjelaskan seluruh tim bekerja sejak pukul 09.00 hingga 17.00 WIB. Kegiatan ini dilakukan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bekasi serta UPTD Alat Berat untuk bantuan beko.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

“Volume sampah sudah parah, jadi perlu tenaga ekstra. Sekarang area belakang pasar sudah steril, dan akan kami awasi ketat agar tidak menumpuk lagi,” ujar Agus.

Menurutnya, tumpukan tersebut bukan sepenuhnya berasal dari aktivitas pasar, melainkan juga akibat ulah warga sekitar yang membuang sampah sembarangan karena mengira lokasi itu merupakan TPS sementara.

“Ternyata banyak juga warga luar pasar yang buang di situ. Jadinya petugas pasar yang kena semprot, padahal yang nyampah rame-rame,” ujarnya sambil tersenyum miris.

Agus bahkan menyebut, sebelum dibersihkan, lokasi itu sempat berubah fungsi seperti “terminal transit sampah” sebelum menuju TPA resmi.

“Begitu numpuk, yang disalahin petugas pasar. Padahal kita juga pusing, karena itu bukan sampah pasar semuanya,” tambahnya.

Sebelumnya, penumpukan terjadi akibat gangguan di TPA Sumur Batu pasca-longsong yang membuat truk pengangkut tidak dapat beroperasi penuh. Dari tiga truk yang biasa melayani Pasar Kranji setiap hari, hanya dua yang sempat beroperasi karena akses ke TPA terganggu.

Kini, area belakang proyek revitalisasi pasar telah bersih. Hanya tersisa sedikit tumpukan di sisi utara proyek yang akan diselesaikan hari berikutnya.

“Sisi utara masih sekitar dua truk lagi. Karena sudah terlalu sore, tim tidak sempat menyelesaikan. Besok dilanjut supaya benar-benar steril,” jelas Agus, menegaskan bahwa jalur belakang kini sudah “kinclong” setelah sebelumnya cukup parah.

Peristiwa ini kembali menjadi pengingat bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas alat berat dan petugas kebersihan, tetapi juga soal disiplin dan kesadaran publik agar “gunung sampah” tak kembali tumbuh di kawasan pasar yang tengah direvitalisasi.

Fenomena ini seolah menjadi potret mini dari persoalan klasik perkotaan: sampah yang selalu datang lebih cepat daripada solusi. Di tengah jargon smart city, pengelolaan sampah masih kerap tersandera oleh masalah sepele mulai dari truk rusak, TPA longsor, hingga kebiasaan warga yang enggan berubah. ***

SHARE DISINI!