Scroll untuk baca artikel
Head LineLampung

LLDikti Diminta Turun Periksa UNISLA Metro, Dana KIP Kuliah Diduga “Menghilang di Jalan yang Benar”

×

LLDikti Diminta Turun Periksa UNISLA Metro, Dana KIP Kuliah Diduga “Menghilang di Jalan yang Benar”

Sebarkan artikel ini
Foto: Suasana halaman Kampus Universitas Islam Lampung (Unisla) Metro saat wartawan melakukan konfirmasi, Selasa 21 Oktober 2025, (foto_sm)

KOTA METRO – Angin segar pendidikan gratis bagi mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) di Universitas Islam Lampung (UNISLA) Metro kini berubah jadi aroma tidak sedap. Pasalnya, muncul dugaan praktik pungutan liar (pungli) yang bikin para mahasiswa penerima manfaat KIP-K merasa “pintar tertipu, bukan tertolong.”

“Kami minta LLDikti turun tangan. Audit saja kampus yang katanya milik salah satu pejabat tinggi daerah ini, biar jelas siapa yang sebenarnya pintar, dan siapa yang dipintari,” ujar salah satu mahasiswa, Kamis (23/10/2025).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Mahasiswa menduga, dana KIP-K sebesar Rp6,5 juta yang seharusnya masuk penuh ke rekening penerima, justru hanya sampai di tangan mereka Rp500 ribu. Sisanya, entah “nyasar ke fakultas mana.”

Kwitansi Lebih Fasih Bicara

Penelusuran Wawai News menemukan sejumlah bukti transaksi yang menggambarkan aliran dana antara mahasiswa dan bendahara kampus.

Berikut catatan yang kami peroleh lengkap dengan tanggal dan nominal, seolah kampus sedang mengajarkan kuntansi rasa was-was:

  • 16 Januari 2023: Pembayaran semester I Rp6.500.000 (bendahara: Eka)
  • 8 November 2023: Pembayaran SPP semester II–III Rp5.400.000 + uang saku Rp250.000 (bendahara: Ania Yulia)
  • 9 Desember 2023: Dana tunai diterima Rp500.000
  • 27 Desember 2023: Pembayaran SPP semester IV–V Rp5.400.000
  • 26 Juni 2024: Pembayaran semester VI Rp2.700.000 + uang saku Rp500.000
  • 19 Desember 2024: Pembayaran UKT semester VII–VIII Rp4.800.000 + field trip Rp2.500.000 + uang saku Rp500.000 (total Rp7.800.000)

Jika ini bukan “pungutan cerdas”, entah apa namanya.

Rekening di Pegang Kampus, Mahasiswa Pegang Harapan

Beberapa mahasiswa mengaku tidak pernah tahu berapa total dana KIP-K yang dikucurkan pemerintah untuk mereka. Ironisnya, rekening dan buku tabungan justru dipegang pihak kampus.

“Katanya bantuan untuk kami, tapi kok kami cuma dapat buktinya, bukan dananya?” ujar salah satu penerima manfaat.

Kasus ini mulai terendus saat mahasiswa menanyakan kenapa dana semester berikutnya tak sesuai harapan. Sejak saat itu, ruang diskusi kampus mendadak lebih panas daripada seminar nasional.

Kampus Membantah, Tapi Mahasiswa Punya Bukti

Menanggapi isu yang bergulir, pihak UNISLA Metro sempat mengirim hak jawab ke redaksi. Mereka menegaskan tuduhan itu tidak berdasar dan tidak didukung bukti audit internal maupun eksternal.

“Kami bekerja sesuai prosedur resmi dan memiliki dokumen keuangan yang sah,” tulis pernyataan resmi kampus.

Namun, mahasiswa justru balik menantang dengan bukti kwitansi berstempel “Institut Agama Islam Agus Salim Metro Lampung” nama lama kampus sebelum ganti status menjadi universitas.

“Kop kwitansinya memang masih nama lama, soalnya kampusnya baru naik kelas, tapi cara kelolanya masih kelas lama,” sindir salah satu mahasiswa.

Menunggu LLDikti Bicara

Kini sorotan publik mengarah pada LLDikti Wilayah II untuk segera turun tangan melakukan pemeriksaan. Audit keuangan dinilai penting agar tak ada lagi kampus yang menjadikan “beasiswa” sebagai “biaya siswa”.

Jika dugaan ini benar, maka KIP bukan lagi singkatan dari Kartu Indonesia Pintar, tapi berubah menjadi Kartu Indonesia Pilu karena yang pintar hanya segelintir, sementara yang lain cuma jadi korban sistem yang “terlalu cerdas”.

Redaksi telah mencoba mengkonfirmasi pihak kopertais pendidikan tinggi Agama Wilayah Lampung, melalui saluran whatsApp di Bandar Lampung guna menanyakan terkait dugaan kasus di Unisla Metro, sayangnya belum di jawab.***