TANGGAMUS — Belum genap tiga bulan setelah dinyatakan rampung, jalan Simpang Umbar–Putih Doh di Kabupaten Tanggamus, Lampung, konon katanya melalui progam IJD itu, mulai menunjukkan gejala “penuaan dini”.
Beberapa bagian beton retak, sebagian lagi tampak bergelombang padahal proyek ini baru saja diserahterimakan melalui Provisional Hand Over (PHO) pada 21 Agustus 2025.
Warga yang sempat menyambut gembira perbaikan jalan ini kini mulai mengelus dada. Dari jalan rusak menjadi jalan “setengah rusak”, seolah hanya berganti bentuk, bukan berganti nasib.
“Dulu lubangnya besar-besar, sekarang retaknya halus-halus. Cuma beda gaya rusaknya saja,” celetuk warga.

Proyek yang digarap Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) Provinsi Lampung ini sebenarnya sempat menjadi kebanggaan warga. Jalan yang dulunya seperti kubangan akhirnya dicor beton dan diaspal rapi. Tapi kini, warga justru sibuk memotret retakan yang mulai muncul di sejumlah titik.
“Baru dua bulan, udah kayak kulit pecah kena matahari. Kalau jalan bisa ngomong, mungkin bilang capek juga dikerjain buru-buru,” ujar Suprian Ketua SP3 Tanggamus usai melintasi jalan itu.
Beberapa titik tampak bergeser, dan garis retak memanjang seperti peta kecil di permukaan beton. Warga menduga pengerjaan dilakukan terlalu cepat tanpa pemadatan dasar yang cukup.













