Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

SPBU BP-AKR Mau Beli BBM Pertamina Lagi: Dari “Kompetitor” Jadi “Konsumen Loyal”?

×

SPBU BP-AKR Mau Beli BBM Pertamina Lagi: Dari “Kompetitor” Jadi “Konsumen Loyal”?

Sebarkan artikel ini
SPBU Vivo

JAKARTA – Dunia migas Tanah Air kembali menampilkan drama persahabatan tak terduga: PT Aneka Petroindo Raya (APR), operator SPBU BP-AKR, dikabarkan ngebet lagi mau beli bahan bakar minyak (BBM) murni alias base fuel dari Pertamina Patra Niaga.

Kalau jadi, ini bakal jadi pembelian ketiga. Ya, ketiga bukan karena cinta pertama gagal move on, tapi karena rupanya, untuk urusan BBM, semua jalan memang bermuara ke Pertamina.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Kabar ini diungkapkan langsung oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, usai rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI di kompleks Parlemen, Jakarta.

BACA JUGA :  Nataru 2020, Gubernur Lampung Pastikan BBM dan LPG Tercukupi

“Seperti di BP AKR kemarin, sudah dua kali pesan 100 ribu barel, dua kargo, dan kita dengar-dengar akan ada lagi kargo ketiga. Ya nanti kita pastikan,” ujarnya, sambil menyiratkan senyum diplomatis khas pejabat yang tahu banyak tapi belum boleh ngomong semua.

Namun, Laode buru-buru menegaskan bahwa pembelian base fuel ketiga ini masih sebatas “indikasi.” Dalam bahasa politik birokrasi, itu berarti antara “sudah” dan “belum,” tergantung siapa yang ditelepon duluan.
“InsyaAllah, doakan ya semoga yang ketiga disetujui juga. Saya belum tahu, ini kan baru indikasi. Indikasi yang bagus kan?” tambahnya seolah bicara soal jodoh, bukan bahan bakar.

Sebelumnya, APR sudah dua kali membeli 100 ribu barel base fuel dari Pertamina, dan pengadaan berikutnya kabarnya akan berlangsung pada minggu ketiga November ini.

BACA JUGA :  Masyarakat Tanjung Anom Kotim Antusias Datangi Bazar Minyak Goreng

Artinya, walau sama-sama jualan BBM, di balik logo hijau-biru dan merah-putih itu ada semangat gotong royong ala migas: bersaing boleh, tapi stok jangan sampai kosong.

Sementara itu, nasib SPBU lain seperti Shell dan VIVO tampaknya masih terjebak di fase PDKT alias “Pendekatan Dalam Kontrak.” Laode menyebut proses negosiasi keduanya dengan Pertamina Patra Niaga masih berlangsung, tanpa kepastian kapan bisa jadian.

“Kalau mau tanya kendala lebih pas kepada yang di B2B. Kita nggak tahu, karena ada yang berhasil dan ada yang masih dibahas. Kalau yang berhasil berarti sudah tidak ada kendala. Kalau yang belum, ya tanya yang belum kenapa,” kata Laode yang terdengar seperti konselor cinta untuk perusahaan bahan bakar.

BACA JUGA :  Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan Aki PLTS, YPPKM : Jaksa Jangan Mengandalkan LHP Inspektorat Tanggamus, Kerja!

Fenomena SPBU asing membeli base fuel dari Pertamina ini sesungguhnya menarik. Di satu sisi, menunjukkan betapa kuatnya posisi Pertamina sebagai “produsen lokal yang tak tergantikan.” Di sisi lain, memperlihatkan bahwa dalam dunia migas Indonesia, bahkan pesaing pun akhirnya ikut antre di pompa yang sama.

Kalau ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin slogan Pertamina ke depan berbunyi,“Pertamina: Disukai Konsumen, Dipercaya Kompetitor.”