BEKASI – Presiden RI Prabowo Subianto mengawali pekan dengan suasana yang jauh dari protokoler kaku: duduk di bangku sekolah, belajar sains bareng murid kelas IX SMPN 4 Kota Bekasi, Senin (17/11/2025).
Agenda resmi, ini adalah peluncuran Program Digitalisasi Pembelajaran. Suasana lapangan seperti konser kecil yang headlinernya kebetulan Presiden.
Prabowo tiba sekitar pukul 10.40 WIB, langsung disambut barisan murid, guru, warga, dan puluhan gawai yang berlomba merekam. Didampingi Mendikdasmen Abdul Muti dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Prabowo berjalan menuju ruang kelas yang sedang mempraktikkan pembelajaran kimia menggunakan papan pintar digital.
Begitu memasuki kelas, Presiden memilih duduk di antara para siswa, memperhatikan penjelasan materi asam-basa dari guru dan siswi bernama Dinda yang tampak percaya diri menjelaskan indikator pH di layar interaktif.
Sesekali Prabowo mengangguk sesuatu antara mengerti, mengingat masa sekolah, atau berusaha tidak terlihat gagap teknologi.
Suasana kelas mencair ketika guru mengajak Prabowo melakukan tepuk salut, ritual kecil khas murid SMP. Presiden mengikuti gerakannya dengan cukup fasih, disambut tawa dan tepuk tangan siswa yang awalnya jaim namun kini berubah antusias.
Kunjungannya sekaligus meresmikan Program Digitalisasi Pembelajaran untuk Indonesia Cerdas, sebuah langkah yang menekankan pemanfaatan perangkat digital, konten interaktif, hingga platform pembelajaran terpadu. Bahasa kasarnya: sekolah-sekolah harus siap naik kelas ke era belajar tanpa kapur tulis.
Beberapa jam sebelum kedatangan Presiden, suasana di Kayuringin Jaya sudah menyerupai hari karnaval. Ribuan pelajar SD hingga SMP memadati sepanjang Jalan Komodo Raya sejak pukul 08.30 WIB.
Mereka berdiri rapi di sisi jalan, mengenakan seragam lengkap, didampingi guru yang berperan ganda sebagai pembina upacara dan petugas lalu lintas dadakan.
Barisan pelajar memanjang hingga depan pertokoan, sementara orangtua dan warga tidak mau ketinggalan ikut menonton mungkin sambil berharap bisa melambaikan tangan atau sekadar melihat rombongan melintas.
Akibatnya, arus lalu lintas tersendat. Beberapa pengendara terlihat pasrah, sebagian lagi memilih memutar arah, dan sisanya tampak memotret keramaian sebagai bukti “alasan telat yang valid.”
Meski demikian, suasana berlangsung tertib dan penuh antusiasme. Untuk satu hari, Jalan Komodo Raya bukan hanya jalur kendaraan, tetapi menjadi lajur kebanggaan pelajar yang menyambut Presiden.***












