Scroll untuk baca artikel
Lingkungan Hidup

Warga Mengeluh Bau dan Belatung dari TPA Sumur Batu: Instruksi Dikerjakan Sehari, Masalah Datang Setiap Hari

×

Warga Mengeluh Bau dan Belatung dari TPA Sumur Batu: Instruksi Dikerjakan Sehari, Masalah Datang Setiap Hari

Sebarkan artikel ini
Antrian Truk angkut Sampah selama Hampir Sebulan di Depan Rumah Warga, menjadi keluhan karena mengeluarkan aroma busuk, sampai H-3 Lebaran Idulfitri antrian masih terjadi, Jumat 28 Maret 2025 Foto: Rocky
Antrian Truk angkut Sampah selama Hampir Sebulan di Depan Rumah Warga, menjadi keluhan karena mengeluarkan aroma busuk, sampai H-3 Lebaran Idulfitri antrian masih terjadi, Jumat 28 Maret 2025 Foto: Rocky

KOTA BEKASI — Warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Kota Bekasi, kembali dipaksa hidup berdampingan dengan bau menyengat dan belatung yang “berwisata” ke permukiman setiap hari.

Sejak antrean panjang truk sampah mengular sejak 8 Maret 2025, keluhan warga tidak kunjung terjawab tuntas.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

H. Dedy, salah satu warga yang tinggal persis di jalur antrean truk, mengaku rumahnya berubah seperti “ruang uji ketahanan napas”.

Bau sampah dari truk yang berhenti berjam-jam membuat udara di rumahnya nyaris tidak bisa dihirup. Belatung bahkan disebut ikut menumpang angin dan masuk ke area rumah.

“Saya sudah tidak kuat dengan bau dan belatung itu. Setiap hari harus menghirup udara tidak sehat,” keluhnya.

BACA JUGA :  Hama Lalat Kembali Buat Resah Warga GSB, Diduga Dampak Peternakan Ayam

Sesak napas dan iritasi kulit kini menjadi tamu rutin yang menyertai kehidupan pria lanjut usia itu.

Merasa tak lagi bisa berharap pada kekuatan masker dan doa saja, H. Dedy telah melapor kepada Kepala UPTD TPA Sumur Batu.

Ia hanya meminta hal yang sederhana: jalan disiram rutin untuk menekan bau dan debu. Namun upaya itu justru menghilang tanpa jejak, seperti sampah yang tidak pernah diangkut.

Tak menyerah, H. Dedy menyampaikan keluhan ke Kepala Dinas IPAL Lingkungan Hidup Kota Bekasi. Responsnya cepat bahkan sangat cepat membuat warga sempat percaya bahwa masalah akan segera selesai.

Kepala Dinas langsung menginstruksikan Kepala UPTD untuk:

  1. Menyiram jalan di depan rumah warga, dan
  2. Melarang truk sampah parkir dalam radius 50 meter dari rumah H. Dedy.
BACA JUGA :  Bunga Bangkai Langka Siap Mekar di Air Terjun Tirai Tanggamus

Instruksi itu dijalankan. Rapi. Bersih. Menyejukkan. Sayangnya, hanya satu hari.

Sehari setelahnya, antrean truk kembali berjajar seperti biasa, seakan instruksi hanyalah paket promo yang berlaku 24 jam. Bau kembali menguasai udara, dan belatung kembali melancong ke rumah warga tanpa izin.

Melihat kondisi ayahnya yang makin menurun, keluarga H. Dedy meminta perhatian serius dari Pemkot Bekasi maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Tolong Bapak Gubernur Jawa Barat, H. Dedy Mulyadi. Saya ingin ayah saya tetap sehat. Kami berharap Wali Kota Bekasi bisa membantu mengatasi permasalahan ini,” ujar putri H. Dedy.

Bahkan, keluarga menyarankan agar orang tua mereka pindah demi kesehatan jika perlu, pemerintah dapat mempertimbangkan pembelian rumah tersebut sebagai fasilitas penunjang TPA.
Sebuah opsi yang mungkin lebih murah daripada biaya kesehatan dan potensi konflik sosial jika masalah dibiarkan berlarut-larut.

BACA JUGA :  Turun Verifikasi Kandang Babi di Desa GPJ, DLH Lampung Timur Pastikan Tak Memberi Rekomendasi Apapun?

Keluhan warga mengenai antrean truk sampah di sekitar TPA Sumur Batu memang bukan cerita baru. Pengaturan arus kendaraan, lamanya antrean masuk, hingga pengelolaan bau dan tumpahan sampah berulang kali menjadi sorotan. Namun, seperti sampah yang menunggu giliran diangkut, penyelesaian masalah ini tampak kerap antre di barisan terakhir.

Hingga berita ini diturunkan, baik UPTD TPA Sumur Batu maupun Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi belum memberikan keterangan lanjutan.
Warga kini menunggu, entah jawaban, solusi, atau sekadar perhatian yang bertahan lebih dari satu hari.***