Scroll untuk baca artikel
TANGGAMUSUncategorized

Korban Penikaman Brutal Mantan Kakon di Tanggamus Mulai Membaik, Pelaku Masih “Main Petak Umpet” dengan Polisi

×

Korban Penikaman Brutal Mantan Kakon di Tanggamus Mulai Membaik, Pelaku Masih “Main Petak Umpet” dengan Polisi

Sebarkan artikel ini
“Penggeledahan Dini Hari: Polisi Sisir Rumah-Rumah yang Diduga Jadi Tempat Persembunyian Pelaku”, Sabtu 15 November 2025 - foto doc SMN

TANGGAMUS — Kondisi Johan Rasid (56), korban penganiayaan berat yang ditikam berkali-kali oleh mantan Kepala Pekon (Kakon) Junaedi, kini mulai berangsur membaik setelah menjalani perawatan intensif di sebuah rumah sakit Pringsewu, Lampung.

Pertarungan hidup-mati yang sempat menempatkan Johan dalam kondisi koma kini memasuki fase pemulihan, meski tubuhnya masih menanggung dampak kejahatan yang sangat brutal tersebut.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Kapolsek Wonosobo, Iptu Tjasudin, mengonfirmasi perkembangan terbaru kondisi korban.

“Korban sudah pindah dari ruang ICU ke ruang perawatan. Namun dadanya masih sesak dan kalau batuk keluar darah,” kata Kapolsek kepada Wawai News, Rabu (19/11).

Meski pergerakan Johan sudah membaik, jejak luka tikam yang menghantam tubuhnya tidak hilang begitu saja. Pemulihan ini harus tetap dibarengi pengawasan ketat, mengingat luka-luka yang dialaminya bukan jenis luka yang bisa sembuh dengan plester dan doa.

BACA JUGA :  Pengadaan Sarpras di RSUDBM Tanggamus Kembali Disoal, Tanya Kenapa?

Sementara korban berjuang memulihkan diri, pelaku penikamanJN alias Junaedi (54) masih berstatus buron dan secara resmi masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Mantan Kakon yang dulu dikenal sebagai pemimpin desa, kini lebih dikenal publik sebagai “mantan pejabat yang kabur setelah menikam warga berkali-kali.”

Kapolsek memastikan proses penyelidikan dan pengejaran berlangsung serius.

“Untuk pelaku sudah kita lakukan penyelidikan dan mapping tempat-tempat yang diperkirakan menjadi persembunyiannya,” tegas Iptu Tjasudin.

Ia menambahkan bahwa ruang gerak pelaku kini semakin sempit. Polisi telah mempersempit zona pencarian, dan tinggal menunggu waktu sebelum persembunyian pelaku terbongkar—dengan asumsi pelaku tidak berubah menjadi ninja atau ahli teleportasi.

Peristiwa pembacokan brutal yang mengguncang Tanggamus itu terjadi pada Jumat pagi, 14 November 2025. Johan Rasid, warga Kota Agung Barat, ditemukan terkapar bersimbah darah setelah ditikam berulang kali. Luka-luka yang dideritanya menunjukkan bahwa pelaku tidak sekadar marah tetapi marah tingkat “mode ultra.”

BACA JUGA :  Pelaku Penganiyaan Wartawan di Tanggamus Hanya Dituntut 4 Bulan Penjara, Ini Penjelasan JPU

Warga yang menemukannya langsung panik, sebagian berlari meminta bantuan, sebagian lagi terdiam tak percaya bahwa seseorang bisa begitu nekad melampiaskan dendam dengan senjata tajam di pagi hari.

Setelah mengumpulkan keterangan saksi dan fakta lapangan, polisi akhirnya mengurai motif yang sebelumnya terbungkus kabut spekulasi.

Penganiayaan berat tersebut diduga dipicu selisih paham soal penagihan fee hasil bisnis jual beli kayu olahan yang pernah digeluti pelaku dan korban. Persoalan pembagian keuntungan yang tidak kunjung tuntas berubah menjadi pertengkaran panas yang berujung aksi kekerasan ekstrem.

Bisnis bersama, untung bersama.
Rugi bersama juga. Tapi dalam kasus ini, tampaknya salah satu pihak memilih menusuk daripada menghitung ulang pembagian keuntungan.

BACA JUGA :  Durian di Luar Musim, Rezeki Tak Terduga dari Kota Agung

Sementara Johan terus memulihkan diri dengan napas sesak dan batuk berdarah, aparat kepolisian bekerja keras menuntaskan pemburuan. Publik berharap pelaku segera ditangkap agar keadilan tidak ikut bersembunyi bersama sang mantan Kakon.

Karena bagaimanapun, tidak ada jabatan yang membuat seseorang kebal hukum termasuk mantan kepala pekon yang kini lebih “viral” karena buron ketimbang karena prestasi.***