BANDAR LAMPUNG — Suasana pagi yang biasanya hanya diwarnai suara sapu dan motor warga mendadak berubah menjadi panggung horor di Kelurahan Rajabasa Jaya, Kecamatan Rajabasa, Jumat (21/11/2025).
Marso (67), seorang kakek yang dikenal pendiam, ditemukan tewas mengenaskan di ruang tamu rumahnya dengan luka gorok dalam di leher. Pelakunya diduga tak lain adalah anak kandungnya sendiri, Rustam, yang kini melarikan diri membawa senjata tajam.
Sri, anggota keluarga yang pertama kali mendengar keributan, menuturkan bahwa pagi itu Marso berniat mengajak Rustam bekerja ke kebun, sebagai rutinitas harian yang mestinya sederhana.
“Bapak nyari Rustam mau ngajak ke kebun. Nggak tahu mereka ngomong apa, tiba-tiba terdengar suara ribut. Bapak didorong, lalu ada suara kayak pukulan,” ujarnya.
Ketika Sri mencoba memastikan apa yang terjadi, pemandangan yang ia dapati justru seperti adegan film kriminal yang tak pernah ia bayangkan hadir di rumah sendiri.
“Darah sudah banyak di tembok. Saya takut, langsung lari minta tolong,” kata Sri.
Warga kemudian berbondong-bondong datang, sebagian panik, sebagian lainnya masih mencoba mengartikan apa yang baru saja terjadi di lingkungan mereka yang biasanya tenang.
Kapolsek Kedaton, AKP Budi Harto, membenarkan peristiwa tersebut. “Kami menerima laporan sekitar pukul 09.00. Saat petugas tiba, korban sudah meninggal dunia. Pelakunya, anak kandung korban, masih dalam pengejaran,” tegasnya.
Hasil olah TKP menunjukkan luka pada leher korban hampir memutus, diduga akibat sabetan golok.
Belum reda guncangan warga, dua video evakuasi berdurasi 1 menit 12 detik dan 1 menit 34 detik beredar luas di grup-grup WhatsApp. Dalam video itu, perekam dengan antusias ala “wartawan dadakan” menyebut. “Pembunuhan di Kampung Bayur… Sumarso digorok anaknya.”
Pada rekaman lain ia kembali menegaskan. “Dibunuh anaknya yang stres… namanya Marso.”
Namun seperti biasa, kecepatan jempol warga dalam menyebarkan informasi kadang melampaui kecepatan fakta, sebab hingga kini polisi belum merilis keterangan resmi mengenai motif pasti dan detil kronologi.
Video tersebut menunjukkan petugas mengevakuasi jenazah dari dalam rumah menuju ambulans, sementara garis police line membentang di halaman. Warga berkerumun, sebagian gelisah, sebagian lainnya menyalakan kamera ponsel sebuah fenomena yang seakan sudah menjadi protokol tidak resmi di setiap kejadian tragis.
Polisi saat ini mengejar Rustam dan meminta masyarakat tidak berspekulasi, apalagi menambah bumbu di luar fakta penyelidikan.
Tragedi ini membuat warga Rajabasa Jaya terguncang. Di kampung yang biasanya hanya ribut oleh motor knalpot brong atau pedagang sayur, pagi tadi justru menyisakan bekas darah di tembok dan pertanyaan besar mengenai apa yang sebenarnya memicu aksi keji seorang anak terhadap ayahnya sendiri. ***













