BOGOR — Jagat maya kembali disuguhkan tontonan klasik: drama bansos ala kelas menengah ngegas. Seorang penerima bantuan sosial di Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, kedapatan memiliki mobil Mitsubishi Xpander putih yang nangkring manis di garasi rumahnya tepat di samping stiker “Keluarga Miskin” yang baru ditempel petugas.
Video penempelan stiker itu viral bukan karena prosesnya dramatis, tetapi karena kombinasi visual yang “menusuk nurani”: stiker kemiskinan, garasi rapi, dan MPV seharga ratusan juta.
Pendamping PKH Kecamatan Ciomas, Ramdhan, mengonfirmasi bahwa warga tersebut memang penerima bansos Program Keluarga Harapan (PKH).
Namun, kata dia, yang bersangkutan telah mengundurkan diri secara sukarela setelah kasusnya jadi konsumsi publik.
“Betul, warga Pagelaran. Dan sudah mundur dengan sukarela,” ujar Ramdhan, dilansir Wawai News, Senin (24/11/2025).
Ramdhan menjelaskan bahwa si pemilik Xpander terdaftar sebagai penerima bantuan sejak 2020, masa pandemi ketika ekonomi banyak warga memang kolaps.
Ia berprofesi sebagai fotografer pekerjaan yang pendapatannya naik-turun, tapi rupanya cukup stabil untuk mempertahankan mobil keluarga.
“Dari data, dia penerima sembako, PBI, dan BLT Kesra,” jelasnya.
Masalahnya, pandemi sudah selesai. Namun data bantuan rupanya belum ikut isoman. Bantuan tetap cair meski kondisi sudah berubah.
Dan petugas baru mengetahuinya setelah verifikasi lapangan menunjukkan “kemiskinan bersuspensi” tepatnya Mitsubishi Xpander.
“Itu makanya sekarang diputus. COVID sudah selesai tapi bantuannya masih jalan,” ujar Ramdhan.
Menurut Dinsos, sekitar 20 persen penerima bansos di Kabupaten Bogor sudah dicoret setelah verifikasi ulang.
Penempelan stiker “Keluarga Miskin” pada rumah KPM memang sengaja dilakukan sebagai kontrol sosial, semacam check and balance antara moral, fakta, dan realita ekonomi.
Namun Farid, salah satu petugas di lapangan, mengaku sempat kaget karena warga pemilik Xpander itu sama sekali tidak terlihat keberatan saat stiker ditempel.
“Kita pikir bakal malu. Ternyata adem bae. Ya sudah ditempel saja,” katanya.
Dinsos Kabupaten Bogor memastikan bantuan bagi warga tersebut akan dicabut sepenuhnya. “Pasti, kita ajukan pencabutannya,” tegas Farid.
Sebagai catatan, Kabupaten Bogor memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak di Indonesia jika dihitung dari total populasi.
Maka, keberadaan “KPM bermobil mewah” jelas mengundang sorotan bukan hanya soal kejujuran penerima, tapi juga akurasi data pemerintah yang sering kali tertinggal dua aplikasi dari kenyataan di lapangan.
Publik menunggu pembenahan data bansos yang tidak lagi membiarkan bantuan nyasar kepada mereka yang miski hanya di atas kertas, tetapi lapang di garasi.***













