Scroll untuk baca artikel
Zona Bekasi

Pesta di Atas Duka: Pemkot Bekasi Dikecam karena Kekeh Gelar “Pestapora Pesona Nusantara Bekasi Keren”

×

Pesta di Atas Duka: Pemkot Bekasi Dikecam karena Kekeh Gelar “Pestapora Pesona Nusantara Bekasi Keren”

Sebarkan artikel ini
event Pesona Nusantara Bekasi Keren

KOTA BEKASI – Pemerintah Kota Bekasi tampaknya memilih dentuman musik dan sorotan lampu panggung dibandingkan keheningan solidaritas.

Keputusan untuk tetap menggelar acara “Pestapora Pesona Nusantara Bekasi Keren” pada 7 Desember 2025 membetot kritik dari masyarakat yang menilai pemerintahan kota itu sedang “berpesta di atas puing bencana” setelah tragedi alam besar yang melanda Sumatera.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Kemarahan publik salah satunya diwakili oleh Mamah Yola, warga Jakasetia, Bekasi Selatan, yang tak segan mengungkapkan kekesalannya. Suaranya tegas, bahkan lebih tegas daripada komitmen Pemkot terhadap empati publik.

BACA JUGA :  Kemenkes Temukan Satu Dokter di RS Kartika Husada Jatiasih Tak Miliki Izin

“Pejabatnya pesta, sana sini ngelantik, rakyat noh lagi nangis kehilangan anak, orangtua, saudara,” Mamah Yola, dengan nada yang hanya bisa dilahirkan dari rasa kecewa mendalam.

Menurutnya, pesta bukan penanda kemajuan daerah. Pesta hanya terlihat indah bagi mereka yang memegang anggaran, bukan bagi masyarakat yang sedang berjuang bertahan secara ekonomi.

“Lagian pesta mulu. Pesta emang lambang kesejahteraan suatu daerah? Pakai otak menjalankan kebijakan!” tambahnya, tanpa basa-basi.

Nada serupa datang dari Budi Sukmana, Sekretaris Pusat Lembaga Sosial Pemuda Nusantara. Ia menilai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dzikron, seolah enggan membaca situasi nasional dan lokal mulai dari tekanan ekonomi masyarakat sampai anjuran efisiensi anggaran dari pemerintah pusat.

BACA JUGA :  Bekasi Menempati Peringkat Ke-2 Indeks Kota Toleran se-Indonesia

“Apa dalilnya pesta yang menelan anggaran 10 sampai 100 juta? Jangan berlindung di balik dalih melestarikan budaya. Kemanusiaan di atas segalanya!” tegas Budi.

Menurut Budi, sebaik apa pun panggungnya, momentum pesta ini tidak hanya kurang tepat tetapi salah alamat secara moral.

Gelombang penolakan diprediksi kian membesar. Mahasiswa dan aktivis daerah telah menyiapkan aksi menolak acara ini. Juhartono dari Barisan Muda Bekasi menyerukan agar anggaran pesta dialihkan untuk korban bencana Sumatera.

BACA JUGA :  Tarif MCU Bagi Calon P3K di Kota Bekasi Resmi Ditetapkan Jadi Rp394 Ribuan

“Batalkan kegiatan ini. Lebih baik anggaran dialihkan untuk korban bencana,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa ketika Kota Bekasi pernah dilanda bencana, bantuan berdatangan dari seluruh Nusantara. Hiruk-pikuk panggung seharusnya tidak mengalahkan panggilan empati yang pernah diterima Bekasi.

“Ingat! Saat Bekasi kena bencana, seluruh penjuru negeri datang membantu kita. Masa kini kita malah sibuk bikin pesta?” tutupnya.***