KOTA BEKASI — Kursi pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Bekasi segera memasuki masa pergantian. Proses suksesi yang kerap disebut sebagai “ujian kepercayaan publik” itu kini resmi bergulir, menyedot perhatian banyak pihak mengingat strategisnya peran Baznas sebagai pengelola dana umat di tingkat daerah.
Berdasarkan informasi yang tercantum dalam laman Simzat Kementerian Agama, seleksi pimpinan Baznas Kota Bekasi dijalankan melalui tahapan berlapis. Jika tak ada aral melintang, hasil akhir seleksi dijadwalkan diumumkan pada 14 Januari 2026.
Tanggal itu kelak akan menentukan siapa yang dipercaya mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) masyarakat Kota Bekasi amanah yang nilainya bukan hanya rupiah, tetapi juga moral.
Saat ini, panitia seleksi tengah merampungkan tahap verifikasi administrasi, yang dijadwalkan berakhir pada 19 Desember 2025.
Tahap awal ini menjadi gerbang penyaringan pertama: memastikan para kandidat tidak hanya saleh secara niat, tetapi juga rapi secara dokumen.
Namun hingga kini, Ketua Tim Seleksi masih memilih bungkam. Belum ada keterangan resmi mengenai perkembangan terbaru, termasuk berapa banyak pendaftar yang bersaing memperebutkan kursi pimpinan Baznas Kota Bekasi. Sunyi informasi ini pun memunculkan spekulasi, sekaligus harapan agar proses seleksi benar-benar steril dari praktik “titip-menitip”.
Senada, Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi juga belum memberikan penjelasan lanjutan. Upaya konfirmasi kepada Kepala Seksi Penerangan Agama Islam dan Pemberdayaan Zakat Wakaf, H. Hasbialloh, hingga berita ini diturunkan, belum membuahkan respons.
Di tengah proses ini, ekspektasi masyarakat cukup tinggi. Pergantian kepengurusan Baznas diharapkan tidak sekadar formalitas tahunan, melainkan momentum pembenahan.
Sosok pimpinan terpilih nantinya dituntut berintegritas, profesional, dan berani menjaga jarak dari kepentingan sempit, agar kepercayaan publik terhadap pengelolaan ZIS semakin menguat.
Sebab pada akhirnya, Baznas bukan sekadar lembaga administratif. Ia adalah penjaga amanah umat tempat harapan kaum dhuafa bertumpu dan cermin sejauh mana zakat benar-benar hadir sebagai solusi sosial. Publik kini menunggu, apakah suksesi ini akan melahirkan pemimpin yang amanah, atau sekadar pergantian nama di papan struktur organisasi.***













