JAKARTA — Mabes Polri memastikan tidak akan mengeluarkan izin pesta kembang api pada perayaan malam pergantian Tahun Baru 2026 di seluruh Indonesia, Rabu (31/12/2025).
Kebijakan ini diambil sebagai bentuk empati atas bencana alam yang melanda sejumlah wilayah, khususnya di Sumatera dan daerah lain.
Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menegaskan keputusan tersebut saat ditemui awak media di Jakarta, Rabu (24/12/2025).
Ia menyebut, euforia pergantian tahun perlu disesuaikan dengan kondisi kebangsaan yang tengah berduka.
“Dari Mabes Polri, kami tidak memberikan izin untuk perayaan kembang api yang biasa dilaksanakan di tutup tahun,” ujar Sigit.
Menurut Kapolri, situasi sulit yang dialami masyarakat terdampak bencana bukan sekadar berita, melainkan duka kolektif bangsa yang menuntut kepekaan bersama.
Dalam konteks itu, pesta kembang api dinilai tidak tepat karena di saat sebagian langit Indonesia bercahaya, sebagian lainnya justru gelap oleh duka.
Sigit menegaskan, fokus pemerintah saat ini adalah pemulihan pascabencana, bukan perayaan. Oleh sebab itu, Polri memilih mengambil langkah preventif dengan menahan izin kembang api, yang selama ini identik dengan hingar-bingar malam tahun baru.
“Kegiatan pergantian tahun sebaiknya diisi dengan doa bersama. Doa untuk Sumatera, doa untuk negeri,” katanya.
Imbauan tersebut sekaligus menjadi pesan simbolik bahwa pergantian tahun tidak harus selalu dirayakan dengan dentuman dan cahaya di langit, tetapi juga bisa dengan hening dan kepedulian.
Meski melarang pesta kembang api, Kapolri memastikan teknis pengamanan tetap disesuaikan dengan kondisi dan kearifan lokal masing-masing daerah.
Ia meminta jajaran polda dan polres aktif mengeluarkan imbauan serta melakukan pengawasan agar perayaan tahun baru tetap aman dan terkendali.
“Tentunya secara teknis nanti Polda yang akan mengimbau,” imbuhnya.
Polri menargetkan pergantian tahun kali ini berlangsung kondusif, tanpa euforia berlebihan, tanpa insiden, dan tanpa ironi.
Untuk mengawal Natal dan Tahun Baru, Mabes Polri telah menggelar Operasi Lilin 2025 yang melibatkan ratusan ribu personel gabungan dari Polri, TNI, pemerintah daerah, serta instansi terkait lainnya.
Pada malam Natal, sejumlah pejabat tinggi negara juga telah turun langsung ke lapangan guna memastikan pelaksanaan ibadah berjalan aman dan lancar.
Dengan kebijakan ini, Polri berharap masyarakat dapat memahami bahwa menyalakan empati jauh lebih penting daripada menyalakan kembang api.
Pergantian tahun boleh sederhana
asal tetap aman, bermakna, dan berperikemanusiaan.***













