wawainews.ID, Lamtim – Kehidupan keluarga miskin di Desa Bumi Jawa, Kecamatan Batanghari Nuban, Kabupaten Lampung Timur, benar-benar pahit.
Mereka harus bertahan menempati rumah dengan kondisi nyaris roboh. Meski sudah lama keluarga tersebut berstatus sebagai penduduk miskin tetapi bantuan rumah layak huni hingga kini belum mereka terima.
Salah seorang warga Desa Bumi Jawa, Batanghari Nuban, di daerah berjuluk Bumi Tuah Bepadan mengalami keterbatasan ekonomi itu, adalah pasangan suami isteri Darwin (58) dan isterinya parida (49).
Baca juga: Zaiful Ingatkan Pengusaha di Lamtim Jaga Infrastruktur Jalan
Pasangan ini tinggal berlima bersama dua saudara dan seorang putranya Agus Irawan (23) di rumah nyaris roboh, dengan dinding samping rumah sekarang sudah diberi penopang dua buah batang kayu sebagai peyangga agar tidak ambrol.
Dinding yang terbuat dari bambu (geribik), dan pintu dari papan seadanya sudah terlihat rapuh dan tua. Di dalam hanya ada satu kamar tidur, lantai tanah dan tidak ada kursi hanya ada tempat duduk yang dibuat meyerupai dipan. Tempat itu selain digunakan sebagai tempat duduk juga dipakai untuk tidur.
Tidak ada kamar mandi, atau MCK di rumah tersebut dan hanya dapur seadanya yang dipenuhi kayu bakar, semua keterbatasan tersebut harus ditanggung keluarga di tempat kecil dan memprihatinkan.
Darwin selaku kepala keluarga diketahui hanya bekerja serabutan. Dia mengaku sudah tidak mampu untuk memperbaiki rumah tempat tinggalnya bersama keluarga.
“Untuk makan sehari hari bersama keluarga saya saja sulit. Saya kuli serabutan dan tak pasti penghasilannya. Bagaimana mau merenovasi rumah,”tutur Darwin, Jumat (28/6/2019).
Ia mengaku soal keinginan memperbaiki rumah sudah lama diimpikan, tapi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari saja sulit. Dia mengaku saat ini hanya berharap kebaikan hati dari perangkat daerah dari tingkat desa sampai Kabupaten untuk terketuk hatinya.
Sementara, Agus Irawan (23) putra pertama Darwin, mengakui bahwa sudah pernah datang dati aparat desa setempat. Mereka mengatakan sudah mengajukan renovasi rumah ke instansi terkait.
” Dari aparat desa sudah pernah datang kerumah menyampaikan bahwa dengan keadaan kami sudah di ajukan dalam program Bedah rumah untuk priode tahun 2020.” Tandas Agus.
Dia berharap bantuan tersebut segera terwujud dalam waktu dekat. Karena kondisi rumah sudah cukup memprihatinkan.
“Harapannya kepada para pemangku kebijakan di Lampung Timur, bisa memperhatikan keluarga seperti kami. Karena program PKH sudah cukup lama tapi rumah kami belum tersentuh,”ucapnya berharap. (Asril)