Pertanian

Anjlok, Harga Lada di Lamtim  Hanya Rp27 Ribu/Kg

×

Anjlok, Harga Lada di Lamtim  Hanya Rp27 Ribu/Kg

Sebarkan artikel ini

wawainews.ID, Lamtim – Harga jual komoditi lada hitam, dikeluhkan kalangan petani di wilayah Kecamatan Jabung Lampung Timur. Pasalnya saat ini harga tersebut hanya berkisar di Rp27 ribu/Kilogram.

“Tahun ini, harga lada hitam anjlok, harusnya pemerintah turun tangan. Agar petani Lada di Lamtim kembali bergairah. Jika harga begini wajar petani lada beralih ke tanaman lain,”ungkap Kodir warga Jabung ke Wawai News, Sabtu (6/7/2019).

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Kopi Robusta Lambar, Melalui Festival

Kodir merupakan salah satu petani lada di wilayah Jabung yang masih bertahan. Meskipun di sekelilingnya sudah beralih ke tanaman singkong, jagung atau pepaya. Ia dikenal sebagai petani idealis karena tetap mempertahankan lada sebagai penghasilan buminya ditengah banyaknya warga beralih ke tanaman lain di tempatnya.

BACA JUGA :  Pernah Dikuasai Tiga Perusahaan, Sekarang Ribuan Hektar Lahan di Lampung Tengah Dikuasai Segelintir Orang

Menurutnya, harga lada kering dengan kualitas air yang baik hanya dihargai Rp28 ribu. Hal tersebut membuatnya resah, dan beberapa petani lainnya di Jabung dan Asahan meskipun kebun lada tidak terlalu luas.

Anjloknya harga komoditas lada  yang pernah menjadi primadona di wilayah kecamatan Jabung tersebut membuat petani lada malas mengunduh. Karena tidak sebanding dengan tenaga setelah dijual.

Ali, Petani lainnya di wilayah Margatiga, mengakui hal senada. Menurutnya merosotnta harga lada hampir menyeluruh termasuk wilayah Sukadana yang masih memiliki lahan lebih luas dibanding wilayah Jabung, Margatiga atau Sekampungudik.

“Wajar banyak petani beralih ke tanaman lain. Lada ini nunggu panen setahun sekali, kapan panen harga ga pasti. Tergantung pada tengkulak,”tandas Ali.

BACA JUGA :  Margatiga Lamtim, Jadi Percontohan Pengembangan Komoditas Lada di Lampung

Petani di wilayah Lamtim berharap Pemerintah dapat memperhatikan soal harga lada. Jangan hanya mendukung budidaya lada tetapi tidak memperhatikan harga jual. Tidak sesuai antara program dan kenyataan. (Abu Umar)