Scroll untuk baca artikel
Opini

“Ah, Amburadul Semua”

×

“Ah, Amburadul Semua”

Sebarkan artikel ini
Yusuf Blegur
Yusuf Blegur

Harga sembako dan bahan pangan melambung tinggi, diikuti pelbagai kenaikan sektor fundamen kehidupan rakyat seperti naiknya pajak, tarif listri, harga bbm, biaya pulsa dsb.

Utang negara yang ugal-ugalan dan serampangan hanya jadi ajang proyek rente dan tak bermanfaat, tak bisa dinikmati namun menjadi beban berat rakyat.

GESER UNTUK BACA BERITA
GESER UNTUK BACA BERITA

Kenyataan itu bukan saja mengakibatkan kemampuan daya beli rakyat semakin menurun, melainkan juga rakyat terancam gagal memenuhi kebutuhan untuk melangsungkan hidupnya secara umum.

Sepertinya ada upaya memiskinkan rakyat dengan cara menghapus subsidi untuk membayar utang dan membiayai gaya hidup mewah para pejabat, sembari terus memeras rakyat melalui upeti dengan cara-cara membajak konstitusi dan berkedok demokrasi.

BACA JUGA :  Corak Idiologis Pendukung Capres, Kalian yang Mana?

Sementara korupsi tetap terus mewabah di semua sektor dan institusi pemerintahan.

Jadilah rakyat harus menerima kenyataan pahit, negara telah mempertontonkan yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.

Para pejabat dan pucuk pimpinan pengambil keputusan, tanpa rasa malu dan bersalah hidup mewah serta tak sungkan lagi mencuri dan merampok uang rakyat secara telanjang.

Untuk menutupi dan melindungi rantai kejahatannya, penguasa memanfaatkan negara dan aparaturnya menghukum rakyat yang kritis dan sadar untuk peduli dan menyelamatkan hari ini, esok dan masa depan Indonesia.

Negara hanya hanya menjadi kumpulan populasi manusia antara predator dan rantai makanan, ada penguasa yang buas dan rakyat yang siap menjadi mangsa.

BACA JUGA :  Politik Perselingkuhan

Entahlah, apakah kejahatan yang begitu terorganisir tak mampu dikalahkan oleh semangat menegakkan kebenaran yang belum terkonsolidasi?.

Mungkinkah riak-riak gerakan perubahan di dalam negeri yang sakit dan dikuassi rezim yang dzolim akan sia-sia?.

Bisa ya bisa tidak, selain upaya yang seadanya, rakyat Indonesia tak cukup hanya menumpahkan keringat, darah dan nyawa melawan penguasa.

Terkadang butuh sejarah dan takdir yang akan bicara dan menuliskan guratannya.
Tapi setidaknya, untuk saat ini dan mungkin beberapa tahun ke depan.

Bagi rakyat, negara dan bangsa Indonesia, tak perlu berpikir keras dan menganalisa dengan tajam. Betapa situasi dan kondisi sekarang, begitu kroditnya hingga layak disebut “ah amburadul semua”.

BACA JUGA :  Sukses Menjadi Negara Gagal

Masihkah rakyat membutuhkan kehadiran negara?. Masihkah rakyat perlu keberadaan pemerintah?.

Apakah Pancasila, UUD 1945 dan NKRI masih penting untuk diharapkan?. Sampai kapan agama dijadikan komoditas?, hingga bisa tetap dipakai untuk dinista sekaligus dimanfaatkan?.

Haruskah negeri ini menunggu amuk massa, menunggu momen yang tepat munculnya pemberontakan?.

Akankah republik ini akan melahirkan revolusinya sendiri?.

Tak ada yang tahu, coba kita tanyakan pada hutan yang ditebang, koruptor yang menghilang dan para pemimpin yang keahliannya hanya bisa jual tampang dan bergaya tanpa isi kepala.

“Ah amburadul semua, semuanya memang amburadul?.

Munjul-Cibubur, 30 Juni 2022.***

Yusuf Blegur
Opini

Oleh: Yusuf Blegur WAWAINEWS.ID – Penguasa tuntas mengoyak…